gabriel a7x
Jumat, 20 April 2012
http://www.migahost.com/3ukizqtrgnkg/MEKI_SEMPIT.3GP.htmlhttp://www.migahost.com/w5tdij7ougg9/MAHASISWI_DAN_DOSEN.3gp.html
http://www.migahost.com/ig25o73ikbyl/DESAHAN_MANTAP.3gp.html
http://www.migahost.com/txb1duhwahl0/SMU_YANG_NAKAL.flv.html
http://www.migahost.com/4mfvb4zhgc4c/ABG_CANTIK_BERKACAMAT.3gp.html
Sabtu, 03 Maret 2012
pmer dian 2
Dian terpucat melihat foto-foto yang diletakkan Romi diatas meja. Itu
foto telanjangnya dan foto-foto adegan ketika ia digagahi beramai-ramai
oleh orang malam itu.
"Nah, Dian sekarang nurut bae.. Tenang bae, aku janji tidak maen kasar." Romi menyeringai sambil mengelus paha Dian.
Dian memang disuruh menjaga rumah itu sendirian bersama kedua ponakannya yang masih kecil yang sudah tidur. Hujan turun deras membuat udara malam itu dingin menggigit. Dian diam pasrah ketika Romi menariknya ke belakang.
"Tenang be Dian, kalau tidak nurut foto kau, kusebarkan di kampung kau. Biar tahu kalau kau biso dipakek."
Romi menarik Dian kedapur, pintu depan belum ditutup. Dian mendesis tak berdaya.
"Tenang bae, Dian. Aku cuma sebentar.."
Romi mulai meraba-raba payudara Dian yang kencang, Dian memang sudah bersiap tidur hanya mengenakan t shirt dan celana pendek saja. Puting susu Dian yang runcing tampak menonjol keluar ketika Romi terus menggerayangi dada Dian. Dian me ng gigil ketika baju kaosnya ditarik ke atas lepas oleh Romi. Dengan tangannya Romi menarik tangan Dian yang berusaha menutupi dadanya yang telanjang kemudian mulai menggerayangi payudara gadis itu dengan mulut dan lidahnya.
Dian hanya dapat tersandar ketembok yang dingin sambil meringis-ringis ngilu ketika Romi menggigiti putingnya sementara tangannya dengan leluasa memelorotkan celana pendek Dian hingga jatuh ke lantai. Romi terbelalak melihat celana dalam sutra Dian yang berwarna putih dengan motif bunga itu begitu mini dan seksi. Tanpa menunggu lagi jilatan Romi turun ke perut Dian yang rata, pusarnya, kemudian lambat laun celana dalam Dian menyusul jatuh ke lantai. Romi melempar semua busana Dian jauh ke sudut. Dengan sedikit paksaan Romi membentang paha Dian kemudian menjilati vagina Dian
"Ohkk.."
Dian terdongak merintih ngilu, antara rasa nikmat, marah dan malu menguasai dirinya ketika kedua tangan Romi mencengkeram pantatnya, membuka lebar vaginanya kemudian menjilatinya dengan bernafsu. Nafas Dian terengah-engah tak terkendali mencoba menahan dirinya agar tidak terangsang.
Romi berdiri kemudian membuka baju dan celananya, hingga pakaian dalamnya, kemudian memegang penisnya yang panjang dan besar.
"Isep Dian, ayo. Kalau tidak ingin dikasari."
Dian terpaksa berlutut dihadapan Romi, kemudian mulai menjilati batang penis Romi. Dian memejamkan matanya kemudian mulai mengocok Romi dengan mulut dan lidahnya. Romi menjambak Dian kemudian menggerakan kepala Dian maju mundur, menyetubuhi mulutnya. Suara berdecak-decak terdengar jelas disela deras air hujan. Dian berusaha semampunya agar Romi puas dan berhenti, ia menjilat, mengulum, mengocok sebisanya, mengingat film-film BF yang pernah dilihatnya. Romi mengerang-erang nikmat, tubuhnya sampai tersandar ke meja dapur,
"Ahh. Ohh. Diann. Kau memang seksi dan pintar.. Ohh.."
Tiba-tiba Romi menarik tubuh Dian kemudian mendudukkannya di atas meja pantry. Dian hanya diam sambil terengah-engah ketika Romi mengangkangkan kedua pahanya kemudian mulai menekan pinggulnya. Dian meringis ngilu ketika penis Romi yang keras dan besar itu menerobos vaginanya. Romi mulai menyetubuhi Dian, memperkosanya dengan bertubi-tubi. Dian hanya mendengus-dengus menahan diri. Kedua tangannya mencengkeram pinggiran meja dengan kencang. Peluh membasahi tubuh mereka berdua. Dian memejamkan matanya berharap Romi selesai, sementara lelaki itu terus menyentak-nyentak, mengeluar masukkan rudalnya ke dalam tubuh Dian yang padat dan langsing.
Dian terperanjat ketika membuka matanya, Ada lima lelaki bertubuh besar telanjang bulat di dapur itu! Ternyata Romi membawa teman-temannya dan mereka menunggu di mobil.
" Apa-apaan ini, Romi!!" Dian berontak melepaskan diri.
Tapi ia tersudut disudut ruangan. Keenam lelaki itu mengepungnya.
"Sudahlah Dian. Kalau kau njerit tidak ada yang denger jugo. Paling ponakan kau tula. Pintu depan la kami kunci, lampu la kami matike. Kau pasti dikiro sudah tidur.. He.. He. Nurut bela.., aku janji tidak kasar, entah kawan-kawan akuni..!"
Romi dan kelima temannya menyeringai bernafsu. Tubuh Dian lemas, ia tak dapat melakukan apa-apa lagi selain pasrah. Tangannya ditarik ketengah ruangan, kemudian disuruh berjongkok.
"Ayo! Sedot punyo kami sikok-sikok!"
Enam batang penis disodorkan diwajah Dian. Dan sambil menangis Dian terpaksa mulai meng'karaoke'nya bergantian.
"Ohh.. Hebat nian Romi, betino kauni!!"
"Akhh. Aku.. Nak. Keluarr.."
Srett.. Srrtt..
Kepala Dian dipegangi beramai-ramai sehingga ia terpaksa menelan sperma mereka satu demi satu.
"Kato kau segalo lubang Dian ni biso dipakek?"
"Iyo! Ayo kito juburi rame-rame..!!"
Dian menangis mendengarnya, "Jangann.. Ampun.. Sakit.."
Dengan cepat mereka menarik tubuh Dian dan menengkurapkannya di lantai. Kelima lelaki itu mengeroyoknya, ada yang memegangi tangannya, menahan kakinya dan menunggingkan pantatnya, ada yang menahan kepalanya hingga Dian benar-benar tak dapat bergerak. Salah seorang dari mereka mengambil botol minyak goreng di dekat kompor.
"Kami baik kok, Dian, biar tidak sakit, kami minyaki dulu."
Yang lain tertawa tawa, Dian dapat merasakan minyak goreng itu dituangkan dibelahan pantatnya, kemudian terasa jari jemari mereka mengusap-ngusap pantatnya, membukai lubang anusnya kemudian menusuk-nusuknya beramai-ramai. Dian menangis dan merintih nyeri ketika lubang anusnya dibuka paksa oleh jari-jari itu. Setelah dirasa cukup salah seorang dari mereka mulai berlutut dibelakang Dian tepat dibelahan pantatnya. Dian hanya dapat melolong dan menangis tak berdaya ketika dirasakannya batang kemaluan itu melesak masuk ke duburnya.
Dian mulai disodomi dilantai dapur itu. Sebuah penis disodorkan diwajahnya.
"Isep dulu Dian, kalau tidak kami sodomi serempak tigo!!"
Dian terpaksa mulai megulum-ngulum penis lelaki yang berlutut dihadapannya. Sementara lelaki yang dengan kasar menyodominya terus menyentak-nyentak. Dian melihat sekilas salah seorang dari mereka mengambil sebuah terong panjang besar berwarna ungu dari kulkas. Tiba-tiba dirasakannya sesuatu yang dingin dan keras menerobos vaginanya.
"Nghh..!!"
Dian hanya mampu melenguh perih karena mulutnya terbungkam. Seorang lelaki mengeluar masukkan terong itu ke vaginanya sementara duburnya disodomi.
"Biar tepakek galo lubangnyo!!"
Mereka tertawa-tawa puas. Tiba-tiba lelaki yang sedang menyodominya mengerang dan menyodok dengan keras. Dian dapat merasakan cairan sperma yang hangat tumpah di anusnya. Kemudian rekannya segera mengambil alih posisinya menyodomi Dian. Tiba tiba lelaki yang dari tadi di'karaoke' oleh Dian berbaring terlentang, dengan isyarat ia me mi nta teman-temannya menarik Dian ke atas tubuhnya. Kemudian menarik tubuh Dian hingga penisnya masuk ke vagina gadis itu. Bless.
"Aarhh..!!" Dian mengerang kesakitan, sebelum sebuah penis lagi maenyumbat mulutnya.
Dian kembali diperkosa tiga orang sekaligus. Payudaranya diremas-remas dengan kasar hingga Dian merasakan sakit bukan hanya dari dubur dan vaginanya yang dikocok paksa tapi juga dari buah-dadanya yang dipilin dan diremas dengan kasar. Tiba-tiba kedua tangannya ditarik kemudian dilumuri minyak sayur. Kemudian dipegangkan pada penis dua lelaki lain. Dian tertelungkup, dipeluk erat dari bawah, sementara vaginanya dipompa dengan kasar, seorang lagi menyodominya seperti binatang, seorang lagi memaksanya menghisap penisnya, menyetubuhi mulut Dian dengan menjambak rambutnya, sedangkan dua lagi minta dikocok dengan kedua tangan Dian.
Dan setiap salah seorang mencapai kepuasan, yang lain segera menggantikan posisinya, hingga pagi menjelang. Matahari mulai muncul ketika Romi menyentak-nyentak dubur Dian dengan keras dan
"Oohh.."
Ia menyemburkan spermanya dipantat Dian. Dian pingsan. Ia tertelungkup telanjang bulat diatas lantai. Sperma berlepotan di perut, punggung dan wajahnya.
Mereka tidak sadar jendela terbuka dengan lampu menyala. Beberapa pemuda di rumah sebelah menyaksikan semuanya. Bahkan mereka memfoto dan memfilmkan kejadian itu. Bahkan dengan aneh, Romi membiarkan pintu dapur terbuka ketika pulang.
Keenam pemuda berandal itu segera bergegas ke rumah Dian. Dian baru saja sadar. Dubur dan vaginanya perih. Ia tertelungkup di lantai dapurnya, telanjang. Sperma kering berceceran di sekujur tubuhnya. Ia tersentak ketika lampu blits menyala. Betapa terkejut Dian melihat enam pemuda tetangganya berdiri mengelilinginya, sibuk memfoto tubuh telanjangnya sambil menyeringai.
"Kami liat galo Dian."
Mereka tersenyum mesum sambil menatap tubuh Dian.
"Ternyata kau biso dipeke jugo.."
Dian menangis tak berdaya ketika mereka membopong tubuhnya ke kamar tidurnya. Tubuhnya masih lemas. Dengan mudah tubuhnya ditelungkupkan diatas ranjangnya.
"Jangann. Gek ponakan aku bangun.. Jangan.." Dian menangis tak berdaya.
Ia tahu mereka tak segan-segan menyebarkan fotonya. Jika itu terjadi entah bagaimana nasibnya di kampung itu.
"Diem Dian, gek kami jago supayo mereka dak masuk. Sekarang nurut bae.."
Seseorang dari keenam pemuda itu membuka ccelananya. Mengangkat pantat Dian. Kemudian mulai menyodomi anus Dian.
"Uhh uhh! Uhh!" seperti binatang ia mulai menyentak-nyentak dubur gadis itu.
Wajah Dian terbenam diatas kasur, meringis dan menangis tak berdaya, sementara kelima pemuda lain telah membuka celana masing-masing sambil mengocok kemaluannya memperhatikan Dian yang terengah engah tak berdaya. Anusnya perih dan kesat. Hingga tiba-tiba pemuda itu menekan keras. Dian menggigit seprei menahan sakit. Sperma pemuda itu muncrat mengisi anus Dian, bertubi tubi.
"Aaahh.. Alangkah enaknyoo."
Ia terkulai lemas. Menarik penisnya dari anus Dian. Begitu pemuda pertama selesai, yang kedua segera mengganti posisinya. Menyodomi Dian dengan brutal. Dian hanya bisa melolong tertahan. Tertelungkup sambil menggigit sepreinya kencang. Keenam pemuda itu menggilir Dian di pantatnya. Cairan sperma kental mengalir keluar dari duburnya, bahkan ketika pemuda terakhir mencabut penisnya, Dian tak sadar mengeluarkan kotorannya. Muncrat bersamaan dengan sperma pemerkosanya.
Mereka berenam tertawa. Dian lemas ketika dilentangkan. Kemudian lelaki yang selesai meyodominya tiba-tiba duduk didada Dian,
"Ayo suruh ngisep taiknyo dewek!" penisnya yang berlumuran kotoran Dian yang kental kuning dan bau itu disodokkan ke mulut Dian. Sementara rekannya yang lain memeggangi kepalanya. Dian terbelalak dan meronta ronta. Lelaki itu menyetubuhi mulutnya. Dan Dian dapat merasakan cairan asam, pait dan busuk itu memenuhi mulutnya. Dian meringis menahan muntah. Tapi mereka tak peduli. Dian tergeletak tak berdaya di atas ranjangnya. Keenam pemuda itu segera keluar. Diluar suasana mulai ramai.
"Dian, kalau tidak galak diglir sekampung, layani kami berenam!! Setiap kami ingin!" Ancam mereka. Dan Dian hanya sanggup menangis. Sejak kejadian malam itu Dian tak menyadari bahwa foto-fotonya sengaja disebar semua pemuda berandal di kampungnya. Dan Dian tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
Ke bagian 3
"Nah, Dian sekarang nurut bae.. Tenang bae, aku janji tidak maen kasar." Romi menyeringai sambil mengelus paha Dian.
Dian memang disuruh menjaga rumah itu sendirian bersama kedua ponakannya yang masih kecil yang sudah tidur. Hujan turun deras membuat udara malam itu dingin menggigit. Dian diam pasrah ketika Romi menariknya ke belakang.
"Tenang be Dian, kalau tidak nurut foto kau, kusebarkan di kampung kau. Biar tahu kalau kau biso dipakek."
Romi menarik Dian kedapur, pintu depan belum ditutup. Dian mendesis tak berdaya.
"Tenang bae, Dian. Aku cuma sebentar.."
Romi mulai meraba-raba payudara Dian yang kencang, Dian memang sudah bersiap tidur hanya mengenakan t shirt dan celana pendek saja. Puting susu Dian yang runcing tampak menonjol keluar ketika Romi terus menggerayangi dada Dian. Dian me ng gigil ketika baju kaosnya ditarik ke atas lepas oleh Romi. Dengan tangannya Romi menarik tangan Dian yang berusaha menutupi dadanya yang telanjang kemudian mulai menggerayangi payudara gadis itu dengan mulut dan lidahnya.
Dian hanya dapat tersandar ketembok yang dingin sambil meringis-ringis ngilu ketika Romi menggigiti putingnya sementara tangannya dengan leluasa memelorotkan celana pendek Dian hingga jatuh ke lantai. Romi terbelalak melihat celana dalam sutra Dian yang berwarna putih dengan motif bunga itu begitu mini dan seksi. Tanpa menunggu lagi jilatan Romi turun ke perut Dian yang rata, pusarnya, kemudian lambat laun celana dalam Dian menyusul jatuh ke lantai. Romi melempar semua busana Dian jauh ke sudut. Dengan sedikit paksaan Romi membentang paha Dian kemudian menjilati vagina Dian
"Ohkk.."
Dian terdongak merintih ngilu, antara rasa nikmat, marah dan malu menguasai dirinya ketika kedua tangan Romi mencengkeram pantatnya, membuka lebar vaginanya kemudian menjilatinya dengan bernafsu. Nafas Dian terengah-engah tak terkendali mencoba menahan dirinya agar tidak terangsang.
Romi berdiri kemudian membuka baju dan celananya, hingga pakaian dalamnya, kemudian memegang penisnya yang panjang dan besar.
"Isep Dian, ayo. Kalau tidak ingin dikasari."
Dian terpaksa berlutut dihadapan Romi, kemudian mulai menjilati batang penis Romi. Dian memejamkan matanya kemudian mulai mengocok Romi dengan mulut dan lidahnya. Romi menjambak Dian kemudian menggerakan kepala Dian maju mundur, menyetubuhi mulutnya. Suara berdecak-decak terdengar jelas disela deras air hujan. Dian berusaha semampunya agar Romi puas dan berhenti, ia menjilat, mengulum, mengocok sebisanya, mengingat film-film BF yang pernah dilihatnya. Romi mengerang-erang nikmat, tubuhnya sampai tersandar ke meja dapur,
"Ahh. Ohh. Diann. Kau memang seksi dan pintar.. Ohh.."
Tiba-tiba Romi menarik tubuh Dian kemudian mendudukkannya di atas meja pantry. Dian hanya diam sambil terengah-engah ketika Romi mengangkangkan kedua pahanya kemudian mulai menekan pinggulnya. Dian meringis ngilu ketika penis Romi yang keras dan besar itu menerobos vaginanya. Romi mulai menyetubuhi Dian, memperkosanya dengan bertubi-tubi. Dian hanya mendengus-dengus menahan diri. Kedua tangannya mencengkeram pinggiran meja dengan kencang. Peluh membasahi tubuh mereka berdua. Dian memejamkan matanya berharap Romi selesai, sementara lelaki itu terus menyentak-nyentak, mengeluar masukkan rudalnya ke dalam tubuh Dian yang padat dan langsing.
Dian terperanjat ketika membuka matanya, Ada lima lelaki bertubuh besar telanjang bulat di dapur itu! Ternyata Romi membawa teman-temannya dan mereka menunggu di mobil.
" Apa-apaan ini, Romi!!" Dian berontak melepaskan diri.
Tapi ia tersudut disudut ruangan. Keenam lelaki itu mengepungnya.
"Sudahlah Dian. Kalau kau njerit tidak ada yang denger jugo. Paling ponakan kau tula. Pintu depan la kami kunci, lampu la kami matike. Kau pasti dikiro sudah tidur.. He.. He. Nurut bela.., aku janji tidak kasar, entah kawan-kawan akuni..!"
Romi dan kelima temannya menyeringai bernafsu. Tubuh Dian lemas, ia tak dapat melakukan apa-apa lagi selain pasrah. Tangannya ditarik ketengah ruangan, kemudian disuruh berjongkok.
"Ayo! Sedot punyo kami sikok-sikok!"
Enam batang penis disodorkan diwajah Dian. Dan sambil menangis Dian terpaksa mulai meng'karaoke'nya bergantian.
"Ohh.. Hebat nian Romi, betino kauni!!"
"Akhh. Aku.. Nak. Keluarr.."
Srett.. Srrtt..
Kepala Dian dipegangi beramai-ramai sehingga ia terpaksa menelan sperma mereka satu demi satu.
"Kato kau segalo lubang Dian ni biso dipakek?"
"Iyo! Ayo kito juburi rame-rame..!!"
Dian menangis mendengarnya, "Jangann.. Ampun.. Sakit.."
Dengan cepat mereka menarik tubuh Dian dan menengkurapkannya di lantai. Kelima lelaki itu mengeroyoknya, ada yang memegangi tangannya, menahan kakinya dan menunggingkan pantatnya, ada yang menahan kepalanya hingga Dian benar-benar tak dapat bergerak. Salah seorang dari mereka mengambil botol minyak goreng di dekat kompor.
"Kami baik kok, Dian, biar tidak sakit, kami minyaki dulu."
Yang lain tertawa tawa, Dian dapat merasakan minyak goreng itu dituangkan dibelahan pantatnya, kemudian terasa jari jemari mereka mengusap-ngusap pantatnya, membukai lubang anusnya kemudian menusuk-nusuknya beramai-ramai. Dian menangis dan merintih nyeri ketika lubang anusnya dibuka paksa oleh jari-jari itu. Setelah dirasa cukup salah seorang dari mereka mulai berlutut dibelakang Dian tepat dibelahan pantatnya. Dian hanya dapat melolong dan menangis tak berdaya ketika dirasakannya batang kemaluan itu melesak masuk ke duburnya.
Dian mulai disodomi dilantai dapur itu. Sebuah penis disodorkan diwajahnya.
"Isep dulu Dian, kalau tidak kami sodomi serempak tigo!!"
Dian terpaksa mulai megulum-ngulum penis lelaki yang berlutut dihadapannya. Sementara lelaki yang dengan kasar menyodominya terus menyentak-nyentak. Dian melihat sekilas salah seorang dari mereka mengambil sebuah terong panjang besar berwarna ungu dari kulkas. Tiba-tiba dirasakannya sesuatu yang dingin dan keras menerobos vaginanya.
"Nghh..!!"
Dian hanya mampu melenguh perih karena mulutnya terbungkam. Seorang lelaki mengeluar masukkan terong itu ke vaginanya sementara duburnya disodomi.
"Biar tepakek galo lubangnyo!!"
Mereka tertawa-tawa puas. Tiba-tiba lelaki yang sedang menyodominya mengerang dan menyodok dengan keras. Dian dapat merasakan cairan sperma yang hangat tumpah di anusnya. Kemudian rekannya segera mengambil alih posisinya menyodomi Dian. Tiba tiba lelaki yang dari tadi di'karaoke' oleh Dian berbaring terlentang, dengan isyarat ia me mi nta teman-temannya menarik Dian ke atas tubuhnya. Kemudian menarik tubuh Dian hingga penisnya masuk ke vagina gadis itu. Bless.
"Aarhh..!!" Dian mengerang kesakitan, sebelum sebuah penis lagi maenyumbat mulutnya.
Dian kembali diperkosa tiga orang sekaligus. Payudaranya diremas-remas dengan kasar hingga Dian merasakan sakit bukan hanya dari dubur dan vaginanya yang dikocok paksa tapi juga dari buah-dadanya yang dipilin dan diremas dengan kasar. Tiba-tiba kedua tangannya ditarik kemudian dilumuri minyak sayur. Kemudian dipegangkan pada penis dua lelaki lain. Dian tertelungkup, dipeluk erat dari bawah, sementara vaginanya dipompa dengan kasar, seorang lagi menyodominya seperti binatang, seorang lagi memaksanya menghisap penisnya, menyetubuhi mulut Dian dengan menjambak rambutnya, sedangkan dua lagi minta dikocok dengan kedua tangan Dian.
Dan setiap salah seorang mencapai kepuasan, yang lain segera menggantikan posisinya, hingga pagi menjelang. Matahari mulai muncul ketika Romi menyentak-nyentak dubur Dian dengan keras dan
"Oohh.."
Ia menyemburkan spermanya dipantat Dian. Dian pingsan. Ia tertelungkup telanjang bulat diatas lantai. Sperma berlepotan di perut, punggung dan wajahnya.
Mereka tidak sadar jendela terbuka dengan lampu menyala. Beberapa pemuda di rumah sebelah menyaksikan semuanya. Bahkan mereka memfoto dan memfilmkan kejadian itu. Bahkan dengan aneh, Romi membiarkan pintu dapur terbuka ketika pulang.
Keenam pemuda berandal itu segera bergegas ke rumah Dian. Dian baru saja sadar. Dubur dan vaginanya perih. Ia tertelungkup di lantai dapurnya, telanjang. Sperma kering berceceran di sekujur tubuhnya. Ia tersentak ketika lampu blits menyala. Betapa terkejut Dian melihat enam pemuda tetangganya berdiri mengelilinginya, sibuk memfoto tubuh telanjangnya sambil menyeringai.
"Kami liat galo Dian."
Mereka tersenyum mesum sambil menatap tubuh Dian.
"Ternyata kau biso dipeke jugo.."
Dian menangis tak berdaya ketika mereka membopong tubuhnya ke kamar tidurnya. Tubuhnya masih lemas. Dengan mudah tubuhnya ditelungkupkan diatas ranjangnya.
"Jangann. Gek ponakan aku bangun.. Jangan.." Dian menangis tak berdaya.
Ia tahu mereka tak segan-segan menyebarkan fotonya. Jika itu terjadi entah bagaimana nasibnya di kampung itu.
"Diem Dian, gek kami jago supayo mereka dak masuk. Sekarang nurut bae.."
Seseorang dari keenam pemuda itu membuka ccelananya. Mengangkat pantat Dian. Kemudian mulai menyodomi anus Dian.
"Uhh uhh! Uhh!" seperti binatang ia mulai menyentak-nyentak dubur gadis itu.
Wajah Dian terbenam diatas kasur, meringis dan menangis tak berdaya, sementara kelima pemuda lain telah membuka celana masing-masing sambil mengocok kemaluannya memperhatikan Dian yang terengah engah tak berdaya. Anusnya perih dan kesat. Hingga tiba-tiba pemuda itu menekan keras. Dian menggigit seprei menahan sakit. Sperma pemuda itu muncrat mengisi anus Dian, bertubi tubi.
"Aaahh.. Alangkah enaknyoo."
Ia terkulai lemas. Menarik penisnya dari anus Dian. Begitu pemuda pertama selesai, yang kedua segera mengganti posisinya. Menyodomi Dian dengan brutal. Dian hanya bisa melolong tertahan. Tertelungkup sambil menggigit sepreinya kencang. Keenam pemuda itu menggilir Dian di pantatnya. Cairan sperma kental mengalir keluar dari duburnya, bahkan ketika pemuda terakhir mencabut penisnya, Dian tak sadar mengeluarkan kotorannya. Muncrat bersamaan dengan sperma pemerkosanya.
Mereka berenam tertawa. Dian lemas ketika dilentangkan. Kemudian lelaki yang selesai meyodominya tiba-tiba duduk didada Dian,
"Ayo suruh ngisep taiknyo dewek!" penisnya yang berlumuran kotoran Dian yang kental kuning dan bau itu disodokkan ke mulut Dian. Sementara rekannya yang lain memeggangi kepalanya. Dian terbelalak dan meronta ronta. Lelaki itu menyetubuhi mulutnya. Dan Dian dapat merasakan cairan asam, pait dan busuk itu memenuhi mulutnya. Dian meringis menahan muntah. Tapi mereka tak peduli. Dian tergeletak tak berdaya di atas ranjangnya. Keenam pemuda itu segera keluar. Diluar suasana mulai ramai.
"Dian, kalau tidak galak diglir sekampung, layani kami berenam!! Setiap kami ingin!" Ancam mereka. Dan Dian hanya sanggup menangis. Sejak kejadian malam itu Dian tak menyadari bahwa foto-fotonya sengaja disebar semua pemuda berandal di kampungnya. Dan Dian tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
Ke bagian 3
Article Directory: http://www.sumbercerita.com
| 380,732 | ||
| 255,322 | ||
| 238,341 | ||
| 189,887 | ||
| 187,962 | ||
| 149,615 | ||
| 138,206 | ||
| 118,747 | ||
| 83,262 | ||
| 81,882 | ||
| 78,205 | ||
| 76,815 | ||
| 74,898 | ||
| 70,164 | ||
| 69,829 | ||
pemer dian 1
Dian memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit. Suatu malam Dian minta Romi mengantarnya ke suatu acara. Dan Romi tahu inilah kesempatan terbaiknya. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk obat perangsang yang sangat kuat, dan sebuah tustel. Maka malam itu sepulang dari acara sekitar jam 9 malam, Romi sengaja mengambil jalan memutar lewat pinggiran kota yang sepi.
Dian terkejut merasakan sesuatu terjadi dalam tubuhnya. Ia merasa terangsang, sangat terangsang. Dian tak tahu Romi sudah mencampur minumannya dengan obat perangsang dosis tinggi. Lelaki itu tersenyum melihat Dian gelisah. Tiba-tiba Romi menghentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi.
"Dian, kau mau ini??" Romi tiba-tiba menurunkan retsletingnya, mengeluarkan penisnya yang talah mengeras dan membesar. Dian menatapnya terkejut, tubuhnya lemas tak berdaya,
"J.. Jaangan. Romi. Aku.. Harus balik."
Romi menarik kepala Dian, menundukkan gadis itu, menghadapkannya pada penisnya. Dian tak bisa menguasai dirinya, langsung membuka mulutnya dan segera saja Romi mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Dian.
"Akhh.." Romi mengerang nikmat.
Dian menangis tak berdaya menahan gejolak nafsunya. Romi mulai menggerakkan kepala Dian naik turun, mengocok penisnya dengan mulutnya. Suara berdecak-decak liur Dian terdengar jelas. Tiba-tiba Romi menjambak rambut Dian hingga Dian tersandar kembali ke jok.
"Sudah..! Romi!! Sudah..!" Dian menangis sesenggukan, terengah-engah.
Tubuhnya lemas. Romi dengan cepat menarik kaos ketat Dian hingga lepas. Dada Dian yang kencang menculat keluar. Kemudian ia menurunkan retsleting jins Dian dengan tak sabar, memelorotkannya hingga lepas. Tubuh Dian yang langsing dan sintal itu kini hanya dibalut bra dan celana dalam katun hitamnya. Membuat Romi semakin bernafsu.
"Oii Dian, kau ni seksi nian. Aku ingin nelanjangi kau.."
Romi menarik Dian dan melentangkannya di jok belakang kijang itu. Dian hanya mampu manangis sambil terengah engah. Romi menarik celana dalam Dian dengan cepat, kemudian menarik putus branya. Dian telanjang bulat. Kemudian Romi mengambil sebuah tustel dan memfoto Dian beberapa kali. Romi membukai pakaiannya sendiri dengan bernafsu.
Dian terus menangis tak berdaya melihat kemaluan Romi yang besar dan panjang. Romi mulai mengangkangkan kaki gadis itu kemudian menindihi Dian dengan bernafsu. Payudara Dian yang kejal dan kencang disedot sedotnya hingga tubuh Dian menggeliat geliat tak menentu.
"Ahh.. R.. Romi.. S.. Sudahh.. Jangan.."
Melihat Dian menggeliat-geliat, menangis tak berdaya antara menikmati dan ingin berontak membuat Romi semakin bernafsu. Sementara mulutnya sibuk mengulum mulut Dian, Romi mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Dian. Dian hampir menjerit ketika tiba-tiba Romi menekan pinggulnya keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam tubuh Dian. Romi mulai menggenjot gadis itu. Kedua tangan Dian ditekannya di atas kepala Dian di atas jok, sementara ia mengayun, menyetubuhi Dian dengan kasar dan bersemangat.
"Ohhs.. Shh. Oh. Dian. Luar biasa.. Ssh.." Romi mendesis desis nikmat.
Dian hanya bisa menangis tak berdaya, tubuhnya terguncang-guncang kasar, kijang itu terasa ikut berderit-derit bergerak mengikuti gerakan mereka berdua. Tiba-tiba Dian merasakan seluruh tubuhnya mengejang dalam kenikmatan. Dian mengerang dan menjerit keras, kemudian lemas. Ia orgasme. Sementara Romi tidak peduli terus menggenjot Dian dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Dian yang mengalir deras.
Romi berhenti bergerak kemudian membalik Dian, menengkurapkankannya.
"Sss.. Sudah Romi. Sss sudah.. Jangan."
Dian hanya bisa memohon dan menangis pasrah.
Romi tidak peduli, ia mulai membukai lubang anus Dian dengan jari-jarinya.
"Aku ingin nyodomi kau Dian.. Tahan." Romi terengah-engah bernafsu.
Dian menahan nafas ketika dirasakannya kepala penis Romi yang besar mulai memaksa membuka lubang duburnya yang sempit.
"AAKKHH!! Ampunn. R.. Romi.. AkhhH!! SAKIT!!" Dian meronta hingga Romi terjatuh dari jok.
Secara reflek Dian membuka pintu mobil dan berlari keluar, namun perih di selangkangannya membuatnya limbung dan tersungkur di semak belukar. Mereka berada dipinggiran kota Palembang yang gelap dan penuh belukar. Romi segera menyergap dari belakang, memiting tangan Dian kemudian mengikatnya. Kemudian menyusul kedua kakinya. Dian tertelungkup tak berdaya, menangis memohon,
"Ampun Romi.. Jangan.."
Tanpa menunggu lagi Romi kembali menindih punggung Dian, kemudian memaksakan penisnya masuk ke lubang dubur Dian.
"AKHH!!" Dian menjerit kesakitan ketika Romi mendesak masuk, senti demi senti.
"Nikmati bae Diann.. H!" Tiba-tiba Romi menekan dengan keras, membuat seluruh batang penisnya masuk ke dubur gadis itu.
Tubuh Dian mengejang kesakitan. Pandangannya berkunang-kunang menahan sakit. Walaupun penis Romi sudah dibasahi cairan vaginanya, masih tetap terasa seret dan kesat. Kini Romi mulai mengeluarmasukkannya, dan setiap ia bergerak tubuh Dian mengejang kesakitan. Dian menangis dan mengerang kesakitan, namun hal itu malah membuat Romi semakin bernafsu menyodominya dengan kasar. Akhirnya Dian lemas dan hanya bisa merintih kesakitan. Dian di sodomi ditepi jalan, diatas semak belukar.
Tiba-tiba sekelebat cahaya senter membuat Romi yang tengah bernafsunya berhenti.
"Hei! Lagi ngapain itu!!" Tiga orang bertubuh tegap muncul.
Romi segera mencabut penisnya kemudian berdiri. Dian ambruk kesakitan. Dian hanya dapat melihat keempat lelaki itu berbicara tak jauh darinya, menunjuk-nunjuk dirinya sambil tersenyum-senyum. Tiba-tiba Romi menarik tubuh Dian, mendudukannya, sementara ketiga orang tadi tiba-tiba membuka celana masing-masing.
"Tolong Pak. Aku diperkosa lanang inii!!"Dian memohon mohon.
Tapi salah seorang dari orang itu tiba-tiba menjambak rambutnya kemudian mengarahkan penisnya kemulut Dian.
"Aku dak peduli! Sekarang kulum punyo aku ini! kalau tidak kutembak disinila!!"
Dian menangis ketakutan, ketiga orang itu malah minta jatah. Dengan terpaksa Dian mulai mengulum dan mengemut batang penis milik orang itu, sementara dua rekannya dan Romi mendekatinya.
Orang itu menarik kepala Dian lepas dari penisnya. Penisnya sudah menegang penuh, besar dan panjang. Mereka membentang terpal ditepi jalan, kemidian orang itu melentangkan tubuhnya. Temannya mengangkat tubuh Dian dan mengangkangkannya diatas rekannya tadi. Ketika penisnya tepat berada di vagina Dian, mereka menarik tubuh Dian hingga penis orang itu masuk dengan lancar ke selangkangan Dian.
Dian menangis ngilu dan perih. Dian ditengkurapkan. Sementara vaginanya terus dipompa dari bawah, seseorang dari mereka memaksa Dian membuka mulutnya dan mengulum penisnya. Kepalanya dipegang erat-erat kemudian digerakkan maju mundur dengan kasar. Sementara yang satu lagi meremas remas kedua payudara Dian, memilin-milin putingnya yang coklat dan runcing. Romi tiba-tiba berlutut di belakang Dian, kemudian kembali memaksa masuk ke dubur Dian. Tubuh Dian menegang dan mengejang kesakitan. Jeritannya tertahan karena mulutnya tersumbat penis.
Dian hanya bisa menangis dan mengerang merintih tertahan. Romi mulai memompa dubur Dian dengan bernafsu. Bergiliran dengan orang yang memompa vaginanya dari bawah. Tiba-tiba Romi mengerang dan menekankan penisnya sedalam-dalamnya ke dalam anus Dian, bersamaan dengan itu Dian dapat merasakan semburan spermanya mengisi duburnya. Belum sempat Dian bernafas normal, seorang yang tadi sibuk dengan payudaranya menggantikan posisi Romi, menduburinya dengan kasar, dengan bantuan sisa sperma Romi di anusnya. Peluh sebesar jagung mengalir disekujur tubuh Dian, bercampur dengan peluh pemerkosanya.
Romi mengambil tustel di mobilnya kemudian memfoto adegan Dian yang diperkosa tiga lelaki bersamaan, disemua lubang ditubuhnya, vagina, anus dan mulutnya. Dian yang telanjang bulat tengkurap diatas pemerkosanya yang memeluknya erat, sementara seorang lagi yang tengah mengerjai duburnya dengan semangat mencengkeram pinggulnya, dan seorang lagi menjambak rambutnya memaju mundurkan kepalanya, memaksa Dian mengulum penisnya.
Hingga tiba-tiba kepala Dian dipegang erat, penis dimulutnya dimasukkan hingga ke tenggorokannya, kemudian cairan sperma mengalir deras mengisi rongga mulutnya.
"Telenn!! Semua! Cepat! Aakhh!" Dian gelagapan tak bisa bernafas terpaksa menelan semua cairan kental itu. Kemudian lagi-lagi cairan sperma memuncrat mengisi dubur dan vaginanya. Dian pingsan. Ketika sadar ia sudah didalam mobil, berpakaian lengkap, Romi menyeringai disebelahnya.
Seminggu setelah kejadian di tepi sungai Musi itu, Dian tengah menunggu rumahnya di daerah pasar 27 Palembang itu sendirian. Seluruh isi rumah pergi menginap di Kertapati karena ada acara keluarga, kecuali 2 keponakannya yang masih berumur 5 tahun. Jam 9 malam ketika Romi tiba-tiba muncul.
"Pergi dari sini!" Dian berusaha mengusir Romi.
Namun dengan santai romi mengeluarkan beberap lembar foto dan diletakkannya di atas meja. Gadis ini miliknya, dan entah mengapa ia sangat terangsang jika melihat Dian tersiksa.
Ke bagian 2
Jumat, 02 Maret 2012
Setelah itu Pak Andi maju untuk mengambil giliran. Kali ini Pak Andi mengangkat kedua kaki Lhian ke atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan penisnya yang sudah tegang ke dalam vagina Lhian. Pak Andi masih mengalami kesulitan saat memasukkan penisnya, meskipun vagina Lhian kini sudah licin oleh sperma Pak Bambang dan juga cairan vagina Lhian. Vagina Lhian masih sangat sempit. Kembali vagina Lhian diperkosa secara brutal oleh Pak Andi, dan Lhian lagi-lagi hanya dapat berteriak kesakitan.
"Bangsatt, akkhh, bajingaann, sudahh, sudahh, keparaatt"
Namun kali ini Lhian tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat gurunya semakin bernafsu saja.
Sementara itu Pak Andi terus memompa vagina Lhian dengan cepat sambil satu tangannya meremas-remas payudara Lhian yang bulat kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai puncaknya dan mengeluarkan seluruh spermanya di dalam vagina Lhian.
"Ooohh, makan nih pejuh gue".
Lhian hanya dapat meringis kesakitan, tubuhnya telentang tidak berdaya di lantai. Walaupun tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah masa suburnya. Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya. Darah perawan Lhian dan sebagian sperma Pak Andi mengalir lagi keluar dari vaginanya.
"Hmmpphh, hhmmpp, oohhkk, oughh", Lhian menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Pak Budi mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Lhian.
Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Pak Budi terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain meskipun sudah dimasuki dua penis tadi, usia Lhian juga masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit.
Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Pak Budi berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Lhian. Tubuh Lhian berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun terus memohon kepada Pak Budi agar mau melepaskannya.
"Ahh, rasain loe, akhirnya aku bisa ngerasain jepitan memek kamu sayang", bisiknya ketelinga Lhian.
"Oouuhh, Paakk, saakiitt, Paak, ampuunn", rintih Lhian dengan suara yang megap-megap.
Jelas Pak Budi tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memompakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Lhian.
"Aakkhh, oohh, oouuhh, oohhggh", Lhian merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot Oleh Pak Budi, badannyapun semakin menggeliat-geliat.
Otot-otot dinding vaginanya kuat mengurut-urut batang kemaluan Pak Budi yang tertanam didalamnya, karenanya Pak Budi merasa semakin nikmat. Sambil memukuli perut Lhian dengan tangannya, berharap agar vagina Lhian mencengkram penisnya dengan lebih erat karena lobang vagina Lhian semakin mengendur.
Tiba-tiba Pak Budi mencabut penisnya dan dia duduk di atas dada Lhian. Pak Budi mendempetkan kedua buah payudara Lhian yang kecil dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan penisnya di antara celah kedua payudara Lhian, sampai akhirnya dia memuncratkan spermanya ke arah wajah Lhian. Lhian gelagapan karena sperma Pak Budi mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Pak Budi masih sempat membersihkan sisa sperma yang menempel di penisnya dengan mengoleskan penisnya ke payudara Lhian dan ke puting susunya. Kemudian Pak Budi menampar payudara Lhian yang kiri dan kanan berkali-kali, sehingga payudara Lhian berwarna kemerahan dan membuat Lhian merasa perih dan kesakitan.
Selanjutnya dua orang, Pak Joko dan Pak Dono maju. Mereka kini menyuruh Lhian untuk mengambil posisi seperti merangkak. Kemudian Pak Joko berlutut di belakang pantat Lhian dan mulai mencoba memasukkan penisnya ke lubang anus Lhian yang sangat sempit.
"Gila nih cewek, bokongnya montok banget kenyal lagi, lihat nih Tin paha si Lhian. Gempal, gede, Putih banget. Bener kata Pak Bambang" Kata Pak Joko.
"Ampuunn, jangan sodomi saya paakk, saya mohoonn".
Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya, Lhian mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya dipegang oleh Pak Dono yang segera mendorong wajah Lhian ke arah penisnya. Kini Lhian dipaksa mengulum dan menjilat penis Pak Dono. Penis Pak Dono yang tidak terlalu besar tertelan semuanya di dalam mulut Lhian.
Sementara itu, Pak Joko masih berusaha membesarkan lubang anus Lhian dengan cara menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang anus Lhian.
"Akkhh, oohh, aahh, sshh, perihh, pakk"
Sesekali Pak Joko menampar pantat Lhian dengan keras, sehingga Lhian merasakan pantatnya panas.
"Gila nih perek, bokongnya gede tapi lobangnya kecil banget" Kemudian Pak Joko juga berusaha melicinkan lubang anus Lhian dengan cara menjilatinya.
Lhian merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat lidah Pak Joko menjilati lubang anusnya. Ia berada dibelakang Lhian dengan posisi menghadap punggung Lhian.
Ketika lobang dubur Lhian agak terbuka, Pak Joko menuang sebotol minyak goreng kedalam lobang dubur Lhian. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Lhian selebar bahu, dan, "Aaakkhh.", Lhian melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Pak Jokol menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Lhian. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Pak Joko berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Lhian, meskipun baru masuk setengahnya. Setelah itu tubuh Lhian kembali disodok-sodok, kedua tangan Pak Joko meraih payudara Lhian serta meremas-remasnya.
Tidak lama kemudian Lhian kembali menjerit kesakitan. Rupanya anusnya sudah jebol oleh penis Pak Joko yang berhasil masuk seluruhnya dengan paksa. Kini Pak Joko memperkosa anus Lhian perlahan-lahan, karena lubang anus Lhian masih sangat sempit dan kering. Ketika Pak Joko menarik penisnya, mulut dubur Lhian ikut tertarik sehingga terlihat monyong keluar. Lalu Pak Joko menyodokkan lagi penisnya, sehingga kini dubur pantat Lhian mengempot.
"Aaakkhh, ouughh, sakii..iitt, pak, periihh, akuu, nggakk.. kuatt, pakk, periihh, sakiitt".
Lhian menjerit keras sekali, ia baru saja merasakan rasa sakit yang teramat-sangat yang pernah dirasakannya. Pak Joko merasakan kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat penisnya dijepit oleh anus Lhian. Pak Joko merasa penisnya lecet didalam pantat Lhian. Kenikmatan yang terus-menerus dirasakannya ketika menunggangi pantat Lhian. Tak terbayang bagaimana wajah orang tua Lhian, jika menyaksikan persetubuhan yang tidak manusiawi yang dialami putrinya. Anak perempuan yang mereka rawat dengan kasih sayang hingga remaja dan dibiayai, sekarang tubuhnya sedang menungging telanjang bulat, pantatnya disodomi oleh gurunya sendiri.
Seperempat jam lamanya Pak Joko menyodomi Lhian, waktu yang lama bagi Lhian yang semakin tersiksa itu.
"Eegghh, aakkhh, oohh".
Dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok-sodok, Lhian merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Pak Joko. Saat Lhian berteriak, kembali Pak Dono mendorong penisnya ke dalam mulut Lhian, sehingga kini Lhian hanya dapat mengeluarkan suara erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Pak Dono. Tubuh Lhian terdorong ke depan dan ke belakang mengikuti gerakan penis di anus dan mulutnya.
Kedua payudara Lhian yang menggantung dengan indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya diremas-remas dengan brutal oleh Pak Joko. Lhian berteriak-teriak kesakitan.
"Aakkhh, oohh, oouhh, aammp, uunn, pakk"
Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya Pak Joko dan Pak Dono mencapai klimaks hampir secara bersamaan. Pak Joko yang sudah tidak tahan karena seret dan panasnya dubur Lhian menyemburkan spermanya di dalam anus Lhian, Lhian merasakan perih pada rongga duburnya yang lecet tersiram sperma Pak Joko. Dan Pak Dono menyemburkan spermanya di dalam mulut Lhian. Lhian terpaksa menelan semua sperma Pak Dono agar dia dapat tetap bernafas. Lhian hampir muntah merasakan sperma itu masuk ke dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena penis Pak Dono masih berada di dalam mulutnya. Lhian membiarkan saja penis Pak Dono berada di dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Pak Dono menarik keluar penisnya dari mulut Lhian. Sebagian sisi sperma Pak Dono yang tidak tertelan meluber keluar bercampur dengan air liur Lhian.
Kemudian Pak Dono memaksa Lhian untuk membersihkan penisnya dari sperma dengan cara menjilatinya. Pak Joko juga masih membiarkan penisnya di dalam anus Lhian dan sesekali masih menggerak-gerakkan penisnya di dalam anus Lhian, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang lebih banyak. Lhian dapat merasakan kehangatan sperma di dalam lubang anusnya yang secara perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya. Perih yang luar biasa dirasakan lobang pantat Lhian yang lecet-lecet.
Setelah Pak Joko mencabut penisnya dari anus Lhian, lalu Pak Dion mengambil kursi dan duduk di atasnya. Dia menarik Lhian mendekati dan mengangkat tubuh Lhian lalu memposisikan mengangkangi penisnya menghadap dirinya. Pak Dion kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Lhian, dan kemudian memaksa Lhian untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh penis Pak Dion langsung masuk ke dalam vagina Lhian.
"Aohh, oouuhh, sakii..itt, udahh, Paak, ngiluu paakk", Lhian mengerang kesakitan.
Setelah itu, Lhian dipaksa bergerak naik turun, sementara Pak Dion meremas dan menjilati kedua payudara dan puting susu Lhian. Sesekali Pak Dion menyuruh Lhian untuk menghentikan gerakannya untuk menahan orgasmenya. Pak Dion dapat merasakan vagina Lhian berdenyut-denyut seperti memijat penisnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan vagina Lhian yang sudah basah.
Pak Dion masih belum puas. Dia memiringkan tubuh Lhian lalu mengangkat kaki kanan Lhian ke bahunya dan mulai menyodok-nyodokan penisnya di liang kemaluan Lhian. Lhian menahan sakit bercampur nikmat itu dengan menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah, wajahnya yang sudah penuh air mata dan memar bekas tamparan itu tidak membuat iba gurunya itu. Pak Dion tanpa kenal ampun berkali-kali menghujamkan senjatanya dengan sepenuh tenaga. Temannya yang gendut itu juga menjilati payudara Lhian yang bergoyang-goyang akibat irama pinggul Pak Dion, lidahnya bermain-main di ujung putingnya yang sudah sangat keras. Pak Dion tidak dapat bertahan lama, karena dia sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Lhian diperkosa oleh para rekannya, sehingga dia langsung memuncratkan spermanya ke dalam vagina Lhian. Lhian kembali merasakan kehangatan yang mengalir di dalam vaginanya.
Selanjutnya, Pak Gatot yang mengambil giliran untuk memperkosa Lhian. Dia menarik Lhian dari pangkuan Pak Dion, kemudian dia sendiri tidur telentang di lantai. Lhian disuruh untuk berlutut dengan kaki mengangkang di atas penis Pak Gatot. Kemudian secara kasar Pak Gatot menarik pantat Lhian turun, sehingga vagina Lhian langsung terhunjam oleh penis Pak Gatot yang sudah berdiri keras.
"Akkhh, aakkhh, oogghh,". teriakan memilukan keluar dari mulut Lhian.
Penis Pak Gatot, yang jauh lebih besar daripada penis-penis sebelumnya meskipun tubuhnya pendek yang memasuki vagina Lhian, masuk semuanya ke dalam vagina Lhian, membuat Lhian kembali merasakan kesakitan karena ada benda keras yang masuk jauh ke dalam vaginanya. Lhian merasa vaginanya dikoyak-koyak oleh penis Pak Gatot. Pak Gatot memaksa Lhian untuk terus menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga penis Pak Gatot dapat bergerak keluar masuk vagina Lhian dengan leluasa. Kedua Payudara Lhian besar menggantung bebas, naik turun seirama tubuhnya.
Kemudian Pak Gatot menjepit kedua puting susu Lhian dan menariknya ke arah dadanya, sehingga kini payudara Lhian berhimpit dengan dada Pak Gatot. Pak Gatot benar-benar terangsang saat merasakan kedua payudara Lhian yang kenyal dan hangat menempel rapat ke dadanya. Melihat posisi seperti itu, Pak Joko melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung dan bongkahan pantat Lhian beberapa kali.
"Akkhh, aakhh, damn, shitt", Lhian kembali merasakan perih luar biasa pada punggung, pantat, dan pahanya.
Cambukan Pak Joko sangat keras sehingga membuat garis lurus merah di kulit punggung pantat, dan paha Lhian.
Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras, namun Lhian tetap merasakan perih dan panas di punggung dan pantatnya, sehingga dia berhenti menggerakkan pinggulnya. Merasakan bahwa gerakan Lhian terhenti, Pak Gatot marah. Kemudian dia mencengkeram kedua belah pantat Lhian dengan tangannya, dan memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Lhian menggerakkan sendiri pantatnya naik turun secara refleks. Pak Gatot mencengkram pinggul Lhian, lalu membuat goyangan memutar sehingga ia merasakan sensasi luar biasa dengan goyangan mengebor Lhian itu.
"Oohh, sshh, shh", Pak Gatot mendesah kenikmatan, sambil merasakan pantat Lhian yang empuk basah menduduki selangkanganya.
Ketika Pak Gatot hampir mencapai klimaks, dia memeluk Lhian dan berguling, sehingga posisi mereka kini bertukar, Lhian tidur di bawah dan Pak Gatot di atasnya. Sambil mencium bibir Lhian dengan sangat bernafsu dan meremas payudara Lhian, Pak Gatot terus menggenjot vagina Lhian. Tidak lama kemudian gerakan Pak Gatot terhenti. Pak Gatot mencabut penisnya keluar dari vagina Lhian dan segera menyemprotkan spermanya di sekitar bibir vagina Lhian. Kemudian dia menarik tangan kanan Lhian dan memaksa Lhian untuk meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya dengan tangannya sendiri.
Setelah itu Pak Heru, guru kimianya maju mengambil giliran memperkosa vagina Lhian. Ia mengangkat kedua kaki Lhian dan menyandarkannya diatas bahunya, Pak Heru menempelkan kepala penisnya di mulut vagina Lhian. Dengan kasar Pak Heru menyodokkan Penisnya dengan keras kedalam liang peranakan Lhian. Lalu ia mulai menggenjotnya. Hampir sepuluh menit Pak Heru memompa vagina Lhian dengan kasar, membuat vagina Lhian semakin terasa licin dan longgar. Sebelum mencapai puncaknya, Pak Heru mencabut penisnya dari vagina Lhian dan memaksa Lhian untuk membuka mulutnya lebar-lebar untuk menampung spermanya. Setelah itu, Pak Heru memaksa Lhian untuk berkumur dengan spermanya dan kemudian menelannya. Semua orang disitu tertawa senang melihat itu, sementara Lhian menahan jijik dan rasa malu yang luar biasa karena diperlakukan dengan hina seperti itu. Kini wajah Lhian terlihat mBLenger oleh sperma milik Pak Heru.
Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh para Guru Lhian terhadap tubuh Lhian. Kali ini Lhian tidak kuat lagi menahan orgasmenya yang ke 20, dan dia mengalami orgasme hebat, namun tidak sehebat yang pertama. Cairan Vaginanya sudah mulai habis. Rongga vaginanya mulai mengering, karena cairan vaginanya sudah hampir habis dkeluarkan. Lhian merasakan sakit luar biasa pada rongga vaginanya. Ditambah penis para gurunya yang tak henti-hentinya menyodok dan menggesek rongga vaginanya yang kering, sehingga membuat rongga vaginanya lecet dan sobek. Hanya darah dari luka di rongga vaginanya lah yang membasahi daging kemaluannya dan burung yang tengah bersarang didalamnya.
Setelah delapan gurunya selesai memperkosa dirinya untuk kesekian kalinya, Lhian akhirnya pingsan karena kecapaian dan karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina, anus dan juga kedua buah payudaranya. Lhian telah diperkosa secara habis-habisan selama empat jam lebih oleh gurunya sendiri. Dan semua kejadian itu direkam oleh Pak Bambang.
lebih-lebih ketika posisi kedua tangan Lhian yang terikat digantung keatas. Pak Andi menjilati dan menciumi ketik Lhian.
"Mmuuahh, ketek lo montok banget sih, rasanya asin tapi gurih dan baunya haruumm"
Liur Pak Andi membasahi ketiak Lhian. Lhian kembali disetubuhi dari 2 arah tentu saja lubang anus dan vaginanya. Lhian kini hanya bisa menggigit bibir sambil kakinya menendang-nendang ke segala arah, sambil sesekali seperti orang mengejan.
"Ouughh, arrkhh, ouhh, udah paa..ak perih, sakiitt, ouughh, aa, akh"
Lhian terus berontak seperti orang kesetanan. Karena dubur Lhian mulai mengering, Pak Andi kembali membasahi dubur Lhian dan batang penisnya sendiri dengan minyak goreng agar licin. Pak Andi menyodomi Lhian untuk ke 4 kalinya. Dilanjutkan dengan Pak Joko lagi, yang senang sekali main sodomi. Apalagi dapat pantat semontok pantat Lhian, ia semakin bernafsu menghancurkan anus Lhian (Anal Destruction).
Kemudian mereka kembali menelentangkan Lhian di lantai, lalu mereka maju semua mencari bagian-bagian tubuh Lhian yang bisa di gunakan untuk memuaskan penis mereka. Pak Joko memasukkan penisnya ke dalam mulut Lhian, dan memaksa mengulumnya. Pak Bambang menyarangkan Penisnya ke dalam memek Lhian yang berdarah-darah. Pak Andi melesakkan penisnya yang super besar dan panjang itu ke dalam lobang pantat Lhian yang sudah hancur. Pak Gatot menjepitkan penisnya di antara belahan payudara Lhian, kemudian menggosok-gosoknya sambil memelintir dan menarik puting susu Lhian yang coklat mungil dan membengkak. Pak Dono menaruh penisnya di tengah-tengah ketiak kanan Lhian yang gemuk putih dengan beberapa helai rambutnya, lalu menjepitnya dan memaju mundurkan penisnya di dalam jepitan ketiak Lhian. Sedangkan Pak Budi melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Pak Dono dengan Menjepitkan penisnya ke ketiak Lhian yang sebelah kiri. Sedangkan Pak Heru Meraih tangan kanan Lhian, kemudian memaksa tangannya mencengkram penisnya lalu membantu tangan Lhian untuk mengocoknya. Yang terakhir yaitu Pak Dion, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Pak Heru dengan tangan Kiri Lhian.
Akhirnya Lhian yang sudah tidak kuatpun pingsan, dengan Vagina dan anusnya yang dalam keadaan rusak parah, dan terus mengeluarkan darah, sisa sperma, dan sisa cairan vagina dan duburnya. Kedua payudaranya bengkak memerah dan lecet-lecet, puting susunya yang coklat mungil sobek. Darah dan sperma berceceran dimana-mana. Sudah puas para guru tersebut, mereka membersihkan diri lalu meninggalkan tubuh Lhian yang bugil dan berlepotan darah dan sperma dalam keadaan pingsan.
******
Setelah para guru Lhian pergi, muncullah beberapa siswa pria di sekolah Lhian yang diam-diam mengikuti gurunya. Ketika menemui tubuh Lhian yang pingsan dalam keadaan telanjang bulat. Mereka mulai memperkosa tubuh Lhian yang masih tidak sadar. Satu diantara mereka menelepon teman-temannya di sekolah. Sekitar 20 menit kemudian datanglah sekitar 40 siswa laki-laki di sekolah Lhian. Lalu mereka mulai menikmati tubuh Lhian secara bergantian ataupun bersama-sama. Ketika sadar, Lhian hanya bisa teriak dan memohon, ia tidak punya cukup tenaga untuk melawan. Ia hanya bisa menyaksikan dirinya diperkosa oleh teman-temannya sendiri. Teman-temannya yang sudah lama bermimpi bisa menyetubuhi Lhian, akhirnya tercapai juga.
Setelah puas semua, mereka meninggalkan tubuh Lhian yang pingsan lagi untuk kesekian kalinya itu. Liang vaginanya sudah menganga sangat lebar, merah membengkak, dan sudah tidak berbentuk lagi. Dengan darah segar yang terus mengalir dari lobang vaginanya. Lobang duburnya pun sudah sangat lebar dengan keadaan rusak parah dengan bentuk berantakan, dengan darah, sperma dan cairan kekuningan yang keluar terus menerus dari liang duburnya. Dan dari sela-sela bibirnya mengalir sperma dan air liur dari dalam mulutnya. Wajahnya tetap cantik dengan masih mengenakan kacamata selama ia diperkosa. Tetapi menampakkan penderitaan yang begitu berat.
Karena merasa kasihan, beberapa temannya mengantarkan Lhian ke kostnya. Lhian selalu merasakan perih dan rasa sakit yang teramat sangat ketika ia harus buang air kecil. Karena liang pengeluaran air seninya masih bengkak dan agak tertutup lipatan daging mulut vaginanya yang sobek. Dan juga ketika buang air besar, karena lobang duburnya membuka sangat lebar dan belum mau menutup kembali. Jadi setiap saat, anusnya mengeluarkan kotorannya tanpa Lhian sadari.
******
Setelah peristiwa tersebut, Lhian terus mengunci diri dalam kamar dan diam membisu ketika ditanyai oleh teman ataupun keluarganya. Beberapa hari kemudian Lhian pulang ke asalnya, dan tinggal dengan ortunya. Lhian mengalami shock berat, dan tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Sementara para guru yang memperkosa Lhian, bebas beraktivitas karena Lhian tidak berani memberi kesaksian. Lhian terperangkap dalam trauma perkosaan itu untuk selama hidupnya. Sedangkan para guru yang memperkosanya masih sibuk mencari mangsa siswinya yang lain.
E N D
pemer westi 2
iba tiba penis ku bereaksi lagi setelah
melihat pantat putihnya yang mulus dan padat berisi itu, aku langsung
menindihi nya dan menciumi bibir nya dengan ganas beda dengan tadi
sekarang Westi tampak pasrah menerima perlakuanku. Aku remas-remas dan
kutarik-tarik susunya aku keluarkan penis ku lalu aku jejelin ke
mulutnya. Westi kupaksa mengulum penis ku oohh.. ohh.. aku merintih
keenakan merasakan surga dunia.
Kemudian kuletakkan penisku tepat diantara kedua payudara Westi, kutekan kuat-kuat kedua susu Westi hingga menjepit erat penis ku. Langsung kugerakkan penisku maju mundur
"uu.. uuhh..toket loe empuk West..kenyal banget"
"eeghh.. ehh.. ehh.. ouu.. hh..". Westi meringis kesakitan sambil kedua tangan nya berusaha melepas cengkraman tanganku pada kedua susu nya.
Kupercepat irama gerakan penisku. Urat-urat payudara Westi terlihat sangat jelas, seperti mau keluar dari kulit payudara nya yang montok itu..
Setelah itu aku balik tubuhnya sekarang Westi dalam keadaan tengkurap, aku ciumi bongkahan pantatnya sambil ku jilat-jilat. Aku masukkan penis ku kelubang anusnya.
"errgghh.. oouhh.. jangan.. Di.. aku mohon jangan disitu!! sakiitt.. Dii.." westi terus memohon.
Perlahan kutekan kepala Westi hingga turun menyentuh lantai. Sepasang tangan ku menarik pantatnya ke atas hingga Westi menungging. Westi sangat ketakutan. Aku terus mengerjai pantat Westi. Sulit sekali.aku buka belahan pantatnya, kemudian kujilati dubur Westi sambil kumasukan jari tengah ku ke dalam lubang anusnya.. Ujung jari ku mulai mendorong masuk ke anusnya, sakit yang amat sangat menyengat Westi.
Perlahan, aku mulai memutar-mutar jariku membuat liang anus Westi membuka menyakitkan. Aku terus mendorong dan memutar hingga akhirnya seluruh jari tengah ku masuk ke dalam anus Westi dan mulai bergerak keluar masuk. Tangan Westi meremas tempat tidur di bawahnya dengan gigi yang gemeretak, berusaha menahan sakit yang amat sangat. Aku masuk-keluarkan jariku dengan cepat, Westi menggelinjang kesakitan.
"oohh.. akhh.."westi menjerit "sakitt.. ampun Dii.. akhh.. ouuhh.. ".
"Yes, ini bener-bener hari keberuntungan gue, gue udah lama pengen ngerasain pantat lo West,"
Westi gemetar ketakutan aku berlutut di belakangnya, tubuhnya tersentak ketika tangan ku membuka belahan pantatnya dan mulai merabainya lagi.
"aku mohon, aku mohon..jangan lakukan, aku nggak tahan sakitnya Dii..kamu sudah masukin punya mu di mulut ku dan vagina ku, apakah itu ngga cukup buat kamu dii..aahh.. argghh.." Westi terus memohon.
Setelah lubang duburnya agak terbuka, aku masukan lagi jari telunjukku. Dengan kecepatan tinggi ku masuk-keluarkan kedua jariku didalam lubang dubur Westi. Westi terus meronta, sambil megap-megap menahan nafas karena kesakitan. Setelah kurasa lubang duburnya terbuka cukup lebar, kucabut kedua jariku yang berlumur darah anusnya.
kemudian kumasukkan kedua jariku itu kedalam mulut Westi, kuoleskan ke lidahnya sampai kedua jariku bersih.
Kuarahkan penisku yang menegang keras ke lobang dubur Westi yang memerah dan berkerut. kutarik rambutnya dengan kencang.
"Aaakkhh.. hh.. akhh.. oohh.. sakiitt.. Dii"
Rasa sakit langsung menyengat pantat Westi, ia berusaha merangkak ke depan, tapi tanganku yang di rambutnya membuatnya harus diam tak bergerak, punggung Westi melengkung menahan sakit. Pantatnya terangkat ke atas. Tangan ku di perut Westi memeganginya dan menariknya agar punggung Westi lurus kembali. Westi terengah-engah, Meluruskan punggungnya, dipegangi oleh tangan ku, tak berdaya menunggu rasa sakit selanjutnya.
Westi menjerit dengan keras sekali ketika aku berhasil memasukkan sebagian penisku ke dalam duburnya.Westi merasakan lubang anusnya membesar diterobos oleh penis ku, sedangkan aku merasakan rasa panas di kepala hingga batang penisku ketika hampir seluruhnya telah masuk ke dalam anus Westi.
"Jangan, jangan.. Dii.. aku mohon, sakit sekali, sakit, berhenti.. Sakiitt..Dii..aku ngga ku.. aatt.. aarrgghh.." Westi menjerit-jerit.
"Oke, sayang, gue udah masuk semua dan gue akan segera mulai pake pantat lo".
Aku tak peduli aku paksa dan akhirnya masuk seluruhnya, kudiamkan sejenak sambil kupandangi batang penisku yang tertanam di belahan pantat Westi.Aku goyangkan pantat westi ke kanan kiri naik turun wah rasanya nikmat. Kemudian ku maju mundurkan pinggulnya, sambil kukeluar-masukkan batang penisku dalam lobang duburnya yang sangat sempit dan kering.
"oohh..oohh..gilaa..dubur loe West..lebih sempit dari dubur ayam".
Lubang anusnya tampak masih seret tapi itu menambah nikmat aku naik turun kan pinggangku sambil ku cengkeram pinggulnya. Westi menarik nafas dalam-dalam, berusaha menahan sakit semampunya, tangan di rambutnya menarik kepalanya hingga menempel di atas kasur. Westi yang cantik sekarang menungging, kepala menempel di atas kasur, pantatnya di atas dengan sebuah penis masuk di dalam anusnya. Westi merasa dirinya seperti penuh, seakan-akan dirinya ingin buang air.
"woo aoo .. oohh.. oohh." kepala Westi menengadah keatas, bibirnya membentuk huruf O. membisu, karena suaranya tertahan di tenggorokannya.Kuangkat lagi pinggulnya mulai turun, sehingga sekarang Westi dalam keadaan menungging dengan kokoh. Kusodok-sodok pantatnya sambil kuremas-remas susu Westi. Darah menyelimuti penisku ketika kutarik keluar. Di iringi erangan suara Westi.Cairan anus Westi mengalir keluar bercampur darah turun ke vaginanya, kemudian mengalir terus ke paha westi yang putih mulus.
Anus Westi sangat sempit dan panas. Aku sangat menikmati jepitan anus Westi di penisku, menikmati pijatan di penisku. Penis ku sebenarnya juga merasa sakit karena saking sempitnya anus Westi, tapi tanpa peduli aku kembali mulai bergerak keluar masuk. Kulihat liang anus Westi yang kupaksa penisku masuk hingga pangkalnya, dan ketika kutarik penis ku, Aku menikmati sekali otot-otot anus itu berdenyut memijati batang penis ku, Sampai tinggal kepala penis ku yang masih tertinggal di anus Westi, Kemudian kudorong lagi penis ku masuk. Sakit semakin menjadi-jadi menyerang pantat hingga seluruh tubuh Westi.
Setelah kurang lebih 15 menit aku menyodomi Westi, aku merasakan peju ku mau keluar. Kutarik rambut Westi kebelakang sehingga wajahnya menatap dengan mulut menganga ke atas. Sementara tangan kiriku menekan pantatnya, kudorong penisku sampai sedalam-dalamnya ke dalam lubang dubur Westi. Akhirnya peju ku menyembur di dalam anus Westi. Ketika cairan panas terasa mengalir masuk di anus Westi. Ia menjerit dan menjerit tanpa daya ketika sperma ku membuat anusnya semakin perih.
"Aaahh.. oouhh.. sshh..gilaa.. aa..Wess.. dubur loe gue masukin peju gue..".
Di pantat Westi penis ku mulai kutarik keluar perlahan. Ketika sampai dikepala penis, aku berhenti sejenak, Dan kemudian perlahan kembali kutarik hingga terlepas seluruhnya dari jepitan anus Westi. "Uugghh," Westi mengerang ketika penis ku terlepas dari jepitan anusnya. Cairan mengalir keluar dari anusnya.
Westi melihat ke belakang dan melihat di antara kedua kakinya menetes sperma kental berwarna putih dengan bercak-bercak merah dan kuning mengumpul di kasur. Tubuh Westi bergetar dan tersungkur lemas.
Kucabut penisku, sambil rebahan disamping tubuh Westi yang basah oleh keringatnya. Ia pingsan karena kecapaian dan merasakan sakit yang luar biasa pada kedua lobang di selangkangannya.
kejadian malam itu sempat aku abadikan dalam sebuah photo. Aku gunakan agar Westi tidak menceritakan penderitaannya kepada orang lain. Terutama ortunya. Aku rutin menyetubuhi dia, terutama menyodominya. Minimal seminggu dua sekali. Entah sudah seberapa lebar lobang anusnya sekarang.
Sampai akhirnya aku harus pindah ke luar kota karena mengurus bisnis yang ditinggalkan Ayahku. Tetapi aku masih menyimpan photo-photonya. Jika aku sempat aku kembali ke Purwokerto. Untuk membantu Westi melebarkan lobang vagina dan anusnya. Sekarang dia kelas 3, dan masih melanjutkan sekolahnya.
Kemudian kuletakkan penisku tepat diantara kedua payudara Westi, kutekan kuat-kuat kedua susu Westi hingga menjepit erat penis ku. Langsung kugerakkan penisku maju mundur
"uu.. uuhh..toket loe empuk West..kenyal banget"
"eeghh.. ehh.. ehh.. ouu.. hh..". Westi meringis kesakitan sambil kedua tangan nya berusaha melepas cengkraman tanganku pada kedua susu nya.
Kupercepat irama gerakan penisku. Urat-urat payudara Westi terlihat sangat jelas, seperti mau keluar dari kulit payudara nya yang montok itu..
Setelah itu aku balik tubuhnya sekarang Westi dalam keadaan tengkurap, aku ciumi bongkahan pantatnya sambil ku jilat-jilat. Aku masukkan penis ku kelubang anusnya.
"errgghh.. oouhh.. jangan.. Di.. aku mohon jangan disitu!! sakiitt.. Dii.." westi terus memohon.
Perlahan kutekan kepala Westi hingga turun menyentuh lantai. Sepasang tangan ku menarik pantatnya ke atas hingga Westi menungging. Westi sangat ketakutan. Aku terus mengerjai pantat Westi. Sulit sekali.aku buka belahan pantatnya, kemudian kujilati dubur Westi sambil kumasukan jari tengah ku ke dalam lubang anusnya.. Ujung jari ku mulai mendorong masuk ke anusnya, sakit yang amat sangat menyengat Westi.
Perlahan, aku mulai memutar-mutar jariku membuat liang anus Westi membuka menyakitkan. Aku terus mendorong dan memutar hingga akhirnya seluruh jari tengah ku masuk ke dalam anus Westi dan mulai bergerak keluar masuk. Tangan Westi meremas tempat tidur di bawahnya dengan gigi yang gemeretak, berusaha menahan sakit yang amat sangat. Aku masuk-keluarkan jariku dengan cepat, Westi menggelinjang kesakitan.
"oohh.. akhh.."westi menjerit "sakitt.. ampun Dii.. akhh.. ouuhh.. ".
"Yes, ini bener-bener hari keberuntungan gue, gue udah lama pengen ngerasain pantat lo West,"
Westi gemetar ketakutan aku berlutut di belakangnya, tubuhnya tersentak ketika tangan ku membuka belahan pantatnya dan mulai merabainya lagi.
"aku mohon, aku mohon..jangan lakukan, aku nggak tahan sakitnya Dii..kamu sudah masukin punya mu di mulut ku dan vagina ku, apakah itu ngga cukup buat kamu dii..aahh.. argghh.." Westi terus memohon.
Setelah lubang duburnya agak terbuka, aku masukan lagi jari telunjukku. Dengan kecepatan tinggi ku masuk-keluarkan kedua jariku didalam lubang dubur Westi. Westi terus meronta, sambil megap-megap menahan nafas karena kesakitan. Setelah kurasa lubang duburnya terbuka cukup lebar, kucabut kedua jariku yang berlumur darah anusnya.
kemudian kumasukkan kedua jariku itu kedalam mulut Westi, kuoleskan ke lidahnya sampai kedua jariku bersih.
Kuarahkan penisku yang menegang keras ke lobang dubur Westi yang memerah dan berkerut. kutarik rambutnya dengan kencang.
"Aaakkhh.. hh.. akhh.. oohh.. sakiitt.. Dii"
Rasa sakit langsung menyengat pantat Westi, ia berusaha merangkak ke depan, tapi tanganku yang di rambutnya membuatnya harus diam tak bergerak, punggung Westi melengkung menahan sakit. Pantatnya terangkat ke atas. Tangan ku di perut Westi memeganginya dan menariknya agar punggung Westi lurus kembali. Westi terengah-engah, Meluruskan punggungnya, dipegangi oleh tangan ku, tak berdaya menunggu rasa sakit selanjutnya.
Westi menjerit dengan keras sekali ketika aku berhasil memasukkan sebagian penisku ke dalam duburnya.Westi merasakan lubang anusnya membesar diterobos oleh penis ku, sedangkan aku merasakan rasa panas di kepala hingga batang penisku ketika hampir seluruhnya telah masuk ke dalam anus Westi.
"Jangan, jangan.. Dii.. aku mohon, sakit sekali, sakit, berhenti.. Sakiitt..Dii..aku ngga ku.. aatt.. aarrgghh.." Westi menjerit-jerit.
"Oke, sayang, gue udah masuk semua dan gue akan segera mulai pake pantat lo".
Aku tak peduli aku paksa dan akhirnya masuk seluruhnya, kudiamkan sejenak sambil kupandangi batang penisku yang tertanam di belahan pantat Westi.Aku goyangkan pantat westi ke kanan kiri naik turun wah rasanya nikmat. Kemudian ku maju mundurkan pinggulnya, sambil kukeluar-masukkan batang penisku dalam lobang duburnya yang sangat sempit dan kering.
"oohh..oohh..gilaa..dubur loe West..lebih sempit dari dubur ayam".
Lubang anusnya tampak masih seret tapi itu menambah nikmat aku naik turun kan pinggangku sambil ku cengkeram pinggulnya. Westi menarik nafas dalam-dalam, berusaha menahan sakit semampunya, tangan di rambutnya menarik kepalanya hingga menempel di atas kasur. Westi yang cantik sekarang menungging, kepala menempel di atas kasur, pantatnya di atas dengan sebuah penis masuk di dalam anusnya. Westi merasa dirinya seperti penuh, seakan-akan dirinya ingin buang air.
"woo aoo .. oohh.. oohh." kepala Westi menengadah keatas, bibirnya membentuk huruf O. membisu, karena suaranya tertahan di tenggorokannya.Kuangkat lagi pinggulnya mulai turun, sehingga sekarang Westi dalam keadaan menungging dengan kokoh. Kusodok-sodok pantatnya sambil kuremas-remas susu Westi. Darah menyelimuti penisku ketika kutarik keluar. Di iringi erangan suara Westi.Cairan anus Westi mengalir keluar bercampur darah turun ke vaginanya, kemudian mengalir terus ke paha westi yang putih mulus.
Anus Westi sangat sempit dan panas. Aku sangat menikmati jepitan anus Westi di penisku, menikmati pijatan di penisku. Penis ku sebenarnya juga merasa sakit karena saking sempitnya anus Westi, tapi tanpa peduli aku kembali mulai bergerak keluar masuk. Kulihat liang anus Westi yang kupaksa penisku masuk hingga pangkalnya, dan ketika kutarik penis ku, Aku menikmati sekali otot-otot anus itu berdenyut memijati batang penis ku, Sampai tinggal kepala penis ku yang masih tertinggal di anus Westi, Kemudian kudorong lagi penis ku masuk. Sakit semakin menjadi-jadi menyerang pantat hingga seluruh tubuh Westi.
Setelah kurang lebih 15 menit aku menyodomi Westi, aku merasakan peju ku mau keluar. Kutarik rambut Westi kebelakang sehingga wajahnya menatap dengan mulut menganga ke atas. Sementara tangan kiriku menekan pantatnya, kudorong penisku sampai sedalam-dalamnya ke dalam lubang dubur Westi. Akhirnya peju ku menyembur di dalam anus Westi. Ketika cairan panas terasa mengalir masuk di anus Westi. Ia menjerit dan menjerit tanpa daya ketika sperma ku membuat anusnya semakin perih.
"Aaahh.. oouhh.. sshh..gilaa.. aa..Wess.. dubur loe gue masukin peju gue..".
Di pantat Westi penis ku mulai kutarik keluar perlahan. Ketika sampai dikepala penis, aku berhenti sejenak, Dan kemudian perlahan kembali kutarik hingga terlepas seluruhnya dari jepitan anus Westi. "Uugghh," Westi mengerang ketika penis ku terlepas dari jepitan anusnya. Cairan mengalir keluar dari anusnya.
Westi melihat ke belakang dan melihat di antara kedua kakinya menetes sperma kental berwarna putih dengan bercak-bercak merah dan kuning mengumpul di kasur. Tubuh Westi bergetar dan tersungkur lemas.
Kucabut penisku, sambil rebahan disamping tubuh Westi yang basah oleh keringatnya. Ia pingsan karena kecapaian dan merasakan sakit yang luar biasa pada kedua lobang di selangkangannya.
kejadian malam itu sempat aku abadikan dalam sebuah photo. Aku gunakan agar Westi tidak menceritakan penderitaannya kepada orang lain. Terutama ortunya. Aku rutin menyetubuhi dia, terutama menyodominya. Minimal seminggu dua sekali. Entah sudah seberapa lebar lobang anusnya sekarang.
Sampai akhirnya aku harus pindah ke luar kota karena mengurus bisnis yang ditinggalkan Ayahku. Tetapi aku masih menyimpan photo-photonya. Jika aku sempat aku kembali ke Purwokerto. Untuk membantu Westi melebarkan lobang vagina dan anusnya. Sekarang dia kelas 3, dan masih melanjutkan sekolahnya.
pemer westi
kenalkan, namaku Adi. Aku seorang mahasiswa
disebuah perguruan negeri di kota Purwokerto. Aku punya pacar namanya
Westi setiap hari selasa dan sabtu, kami selalu bertemu. Karena kami
ikut kursus bahasa inggris di sebuah tempat kursus bahasa asing yang
cukup terkemuka. Di tempat kursus itu pula kami pertama kali bertemu.
Sekedar informasi, Westi adalah seorang pelajar di sebuah SMK terkenal di kota ini. Westi mempunyai wajah yang cantik dan imut, membuat setiap orang tak bosan-bosan memandangnya. Dengan tinggi 167 cm dan berat 50 kg, dan kulit yang putih bersih ia tampak sangat menggairahkan ketika mengenakan seragam sekolahnya. Westi berangkat sekolah dengan membawa sepeda motor sendiri, jadi aku tak perlu tiap hari mengantar dan mejemputnya.
Meskipun lugu Westi sangat menggairahkan. Yang paling menonjol dari Westi ialah pantatnya yang besar dan padat. Sekal sekali. Agak kontras dengan bentuk tubuhnya yang langsing. Roknya yang memanjang sampai kemata kaki, tak bisa menyembunyikan lekuk buah pantatnya yang bergoyang naik-turun dan kekanan-kiri ketika berjalan. Didukung payudaranya yang cukup besar untuk ukuran seusianya. Ukuran branya mungkin sekitar 34b.
Setelah pulang kursus pada hari sabtu, kami sepakat untuk jalan-jalan dulu ke alun-alun kota. Pukul 22.05 WIB, aku mengantarnya pulang. Tapi tiba-tiba Tigerku ngadat, terpaksa kami berhenti dulu cari bengkel untuk perbaiki motorku dulu. Setelah jadi kami melanjutkan perjalanan tapi saat itu sudah jam 22.55 malam.
"aku kemalaman nih .. ".kata westi.
"aku pasti dimarahin aku nggak berani pulang.."
"kalo nggak pulang kita kemana ..nggak mungkin balik ke kost ku" ..balasku
"kita ke rumah tante ku aja, kebetulan aku bawa kunci rumahnya. Tante ku sedang keluar kota untuk urusan bisnis, jadi rumahnya kosong". kata westi
"ehmm oke dech .." kataku.
Kami akhirnya telah berada dalam rumah tante nya Westi. Rumahnya cukup besar, tetapi agak terasing dari tetangga. Setelah makan malam aku dan westi nonton TV sambil tiduran di ruang keluarga.Tak sengaja aku melihat permukaan buah dada Westi yg besar dan ranum, menonjol seolah ingin keluar dari kaos street nya yang ketat penis ku pun mula bereaksi. Aku sudah coba menahan tapi birahi ku sudah telanjur tinggi aku tindih dia dari belakang sambil ku tarik kedua lengannya ke belakang.
"jangan..apa yang kamu lakukan Di.."
"tenang aja west nggak akan sampe masuk kok.." balas ku.
Westi meronta, tapi apa daya seorang perempuan akhirnya setelah meronta selama sekitar 15 menit dia akhirnya lemas juga. Aku gosokkan penis ku ke pantatnya yg besar, yang saat itu dibungkus jeans yang cukup ketat. Sambil ku remas-remas bongkahan pantatnya yang padat berisi wah nikmat ..
"pantat loe kualitas nomer satu West..ouuhh..semok banget!!".
"oohh.., ohh.. janggaann.. jangan Di..aku pacar kamu sendiri.."rintih westi
Namun aku nggak peduli aku balik tubuh nya aku lepas pakaian atasnya, sehingga rambut nya yang keriting sepundaknya tergerai bebas. Kuremas-remas dengan kasar susu nya yang masih terbungkus kaos yang dikenakannya.
Kutarik bra nya. Payudaranya bergoncang naik turun karena kutarik bra nya dengan paksa.Kulihat payudara westi yg besar tapi kencang dan kenyal. Kulit payudaranya putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitar wilayah dadanya. Urat-urat berwarna kehijauan melintang di buah dadanya. Aku jilat aku sedot sedot, sambil sesekali aku gigit-gigit gumpalan daging di dadanya itu.
Wah asyik dan nikmat, sementara tanganku yg satunya memilin-milin puting susu Westi yang coklat kemerahan dan mulai mengeras. Mungkin Westi mulai terangsang. Kutekan kedua susu nya sampai tergencet, sehingga melebar ke samping. Ku tampar-tampar kedua gunung kembarnya sampai memerah. Westi pasti merasakan panas pada kedua payudaranya saat ini.
"Aauhh.. auhh.. ihh.. oohh.. ahh" rintih westi menahan geli dan nyeri pada kedua payudaranya. Kujepit puting susu sebelah kanan nya dengan kedua jariku. Kemudian
kuplintir-plintir sambil kutarik-tarik keatas. Sambil kuhisap sekuat-sekuat nya, hingga puting susu Westi mengeluarkan sedikit cairan putih yang lengket.
"ouuhh.. sakiitt.. ampuunn.. Di..ii..peerriihh.." erang Westi.
Kemudian kulepas celana jeans nya, dan ku tarik CD nya ke bawah.
"ohh.. jangan Di..pleasee..ouuhh..".tubuh westi menggelinjang terangsang.
Aku lepas CD ku dan kumasukakan penis ku ke mulutnya dengan paksa. Kujepit klitorisnya dengan kedua jariku, kutarik dan kuperkeras jepitanku.
"aahh..eeghh..eeghh..sakkiitt..Dii..sakkitt..". Westi terus menggeliat mencoba melepaskan jariku."
"jilat kemudian sedot penis gue, klo nggak gue tarik sampai lepas klitoris loe!!".
Westi ketakukan, dengan terpaksa ia mulai menjilati penisku, kemudian mulai mengulumnya.
"Waaoo .. Westii mengulum penis ku. Wah.. nikmat sekali .."
Aku jejal kan penis ini kemulutnya sampai masuk ke tenggorokannya, hingga ia kehabisan nafas aku tarik penis ku dari mulutnya .Aku lepas CD nya kemudian ku elus-elus pahanya yang putih bersih dengan bulu-bulu halus. Aku angkat paha Westi dan melebarkannya.
Kepala ku menunduk memperhatikan vagina Westi yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Kepala ku bergerak dan mulut ku mulai menjilati vagina Westi yang gemuk dan lipatan daging yang kemerahan itu. Westi terengah-engah merasakan kemaluannya ada yang menjilati. Hanya suara erangan gadis itu saja yang terdengar.
Sementara mulut ku menjilati vagina Westi, tangan ku bergerak ke atas dan memijat-mijat payudara Westi serta mempermainkan puting susu gadis itu.. Westi menggeliat antara sakit, geli dan takut. Kubuka bibir vagina Westi, kemudian kumasukan jari telunjukku ke dalam liang kemaluannya.ku masuk keluarkan dengan cepat. Kukorek-korek lobang vaginanya sampai lubangnya mulai terbuka agak lebar Vagina Westi mulai basah akibat rangsanganku. Tiba-tiba Westi mengangkat pinggulnya dan melemah. Rupanya Gadis itu telah orgasme. Dari vagina Westi keluar cairan kental bening yang lengket .
Ketika melihat bibir vagina gadis itu telah basah, cepat-cepat Aku arahkan kontol ku yang sudah menegang dan mendekatkannya ke liang vagina Westi. Langsung saja kutempelkan kepala penisku di depan lobang vaginanya, kemudian dengan sekuat tenaga ku dorong penisku. Aku masuk kan penis ini ke vaginanya, masih sulit maklum, dia masih perawan jadinya lobang vaginanya masih sangat kecil. Sambil memegangi pinggul gadis itu, Aku menggerakkan pinggul ku, dan " hup..oohh".
Walaupun dengan susah payah akhirnya kontol ku masuk amblas ke dalam lubang kemaluan westi. Westi menjerit kesakitan. Kurasakan kontol ku hangat dan serasa ada yang memijat-mijat. Aku mulai mengerakkan kontol ku maju mundur. Tangan ku memegang pundak gadis itu sedangkan mulut ku menciumi puting susu Westi yang masih mengeluarkan cairan keputihan seperti susu itu.
Westi mendesah-desah, membuat ku semakin bergairah. Aku goyangkan penis ku naik turun. Kutekuk kedua kakinya keatas, sehingga kedua paha westi yang putih mulus itu menyentuh payudaranya. Kupompa vaginanya naik-turun, sampai keluar darah perawannya yang mengalir membasahi bibir vagina dan turun ke anus westi ke belahan pantatnya.
"ohh ohh .. ohh.. aakhh.. aahh" Westi mengerang kesakitan
"Sakitt Di.. aakhh.. aku mohon.. hentikan.. Di.." Westi terus memohon, tapi aku tak peduli. aku terus bor lobang kemaluannya sambil kukulum dan kuhisap mulutnya yang mungil. air liur mengalir membasahi bibir, hidung, pipi, dan sekitar lehernya. kujilat dan kuhisap air liur westi dan kuteguk dengan nikmat.
Dan kuganti permainan ku. Kubalikkan tubuh Westi. Dan memposisikan tubuh telanjang Westi itu seperti Anjing. Dari arah belakang kembali Kuhujamkan kontolku ke liang memek Westi. "hebat West..ooh.. memek loe rapet banget..".Gerakan ku semakin cepat. Kedua tangan ku semakin kasar meremas-remas susu gadis itu.
Westi semakin mengerang-ngerang kesakitan. Tapi Aku tak peduli. Terus saja Aku maju mundurkan pinggulnya dengan cepat.Sambil menepuk-nepuk bongkahan pantatnya yang padat dan kenyal dengan keras. Sehingga bekas tepukan ku mengecap merah membentuk telapak tangan di kulit pantat Westi yang putih mulus itu
"aahhakhh..aahhkk.. pee.. eerrii.. ii.. hh.. Dii.. ii.. aku ngga.. taa.. haann.."
"Wee..ess..tti..ii..loee..emang pantas.. jadi aan.. jii.. i. ng.. oohh.. gila.. enaknya."
"aakkhh.. hh..akhh.. ohh.. ohh.. ouhh" Westi terus merintih kesakitan.
Aku semakin bersemangat. Sampai akhirnya tubuh ku mengejang dan akhirnya pejuku menyembur ke dalam rahim Westi, memenuhi lobang vaginanya.
"Ohh..nikmatt..gue masukin peju gue ke lobang loe..Westt.." .
Setelah diam beberapa saat membiarkan kontol ku tertanam di lubang vagina Westi. Sambil menikmati jepitan vagina Westi yang otot vagina nya berdenyut-denyut. Aku lepaskan kontol ku dan membalikkan tubuh Westi serta mengangkat kepala gadis itu serta memaksa Westi menjilati penis ku yang masih basah oleh sperma dan darah.
Setelah penisku bersih aku tergeletak disamping Westi sambil membelai rambutnya. Wajahnya terlihat pucat merasakan sakit pada selangkangan nya.
Aku bergegas ke kamar mandi.Aku mandi dan setelah itu aku kembali keranjang aku pandangi tubuh westi yang dalam posisi menyamping tergolek lemah tak berdaya sambil kedua tangan memegangi selangkangannya.
Sekedar informasi, Westi adalah seorang pelajar di sebuah SMK terkenal di kota ini. Westi mempunyai wajah yang cantik dan imut, membuat setiap orang tak bosan-bosan memandangnya. Dengan tinggi 167 cm dan berat 50 kg, dan kulit yang putih bersih ia tampak sangat menggairahkan ketika mengenakan seragam sekolahnya. Westi berangkat sekolah dengan membawa sepeda motor sendiri, jadi aku tak perlu tiap hari mengantar dan mejemputnya.
Meskipun lugu Westi sangat menggairahkan. Yang paling menonjol dari Westi ialah pantatnya yang besar dan padat. Sekal sekali. Agak kontras dengan bentuk tubuhnya yang langsing. Roknya yang memanjang sampai kemata kaki, tak bisa menyembunyikan lekuk buah pantatnya yang bergoyang naik-turun dan kekanan-kiri ketika berjalan. Didukung payudaranya yang cukup besar untuk ukuran seusianya. Ukuran branya mungkin sekitar 34b.
Setelah pulang kursus pada hari sabtu, kami sepakat untuk jalan-jalan dulu ke alun-alun kota. Pukul 22.05 WIB, aku mengantarnya pulang. Tapi tiba-tiba Tigerku ngadat, terpaksa kami berhenti dulu cari bengkel untuk perbaiki motorku dulu. Setelah jadi kami melanjutkan perjalanan tapi saat itu sudah jam 22.55 malam.
"aku kemalaman nih .. ".kata westi.
"aku pasti dimarahin aku nggak berani pulang.."
"kalo nggak pulang kita kemana ..nggak mungkin balik ke kost ku" ..balasku
"kita ke rumah tante ku aja, kebetulan aku bawa kunci rumahnya. Tante ku sedang keluar kota untuk urusan bisnis, jadi rumahnya kosong". kata westi
"ehmm oke dech .." kataku.
Kami akhirnya telah berada dalam rumah tante nya Westi. Rumahnya cukup besar, tetapi agak terasing dari tetangga. Setelah makan malam aku dan westi nonton TV sambil tiduran di ruang keluarga.Tak sengaja aku melihat permukaan buah dada Westi yg besar dan ranum, menonjol seolah ingin keluar dari kaos street nya yang ketat penis ku pun mula bereaksi. Aku sudah coba menahan tapi birahi ku sudah telanjur tinggi aku tindih dia dari belakang sambil ku tarik kedua lengannya ke belakang.
"jangan..apa yang kamu lakukan Di.."
"tenang aja west nggak akan sampe masuk kok.." balas ku.
Westi meronta, tapi apa daya seorang perempuan akhirnya setelah meronta selama sekitar 15 menit dia akhirnya lemas juga. Aku gosokkan penis ku ke pantatnya yg besar, yang saat itu dibungkus jeans yang cukup ketat. Sambil ku remas-remas bongkahan pantatnya yang padat berisi wah nikmat ..
"pantat loe kualitas nomer satu West..ouuhh..semok banget!!".
"oohh.., ohh.. janggaann.. jangan Di..aku pacar kamu sendiri.."rintih westi
Namun aku nggak peduli aku balik tubuh nya aku lepas pakaian atasnya, sehingga rambut nya yang keriting sepundaknya tergerai bebas. Kuremas-remas dengan kasar susu nya yang masih terbungkus kaos yang dikenakannya.
Kutarik bra nya. Payudaranya bergoncang naik turun karena kutarik bra nya dengan paksa.Kulihat payudara westi yg besar tapi kencang dan kenyal. Kulit payudaranya putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitar wilayah dadanya. Urat-urat berwarna kehijauan melintang di buah dadanya. Aku jilat aku sedot sedot, sambil sesekali aku gigit-gigit gumpalan daging di dadanya itu.
Wah asyik dan nikmat, sementara tanganku yg satunya memilin-milin puting susu Westi yang coklat kemerahan dan mulai mengeras. Mungkin Westi mulai terangsang. Kutekan kedua susu nya sampai tergencet, sehingga melebar ke samping. Ku tampar-tampar kedua gunung kembarnya sampai memerah. Westi pasti merasakan panas pada kedua payudaranya saat ini.
"Aauhh.. auhh.. ihh.. oohh.. ahh" rintih westi menahan geli dan nyeri pada kedua payudaranya. Kujepit puting susu sebelah kanan nya dengan kedua jariku. Kemudian
kuplintir-plintir sambil kutarik-tarik keatas. Sambil kuhisap sekuat-sekuat nya, hingga puting susu Westi mengeluarkan sedikit cairan putih yang lengket.
"ouuhh.. sakiitt.. ampuunn.. Di..ii..peerriihh.." erang Westi.
Kemudian kulepas celana jeans nya, dan ku tarik CD nya ke bawah.
"ohh.. jangan Di..pleasee..ouuhh..".tubuh westi menggelinjang terangsang.
Aku lepas CD ku dan kumasukakan penis ku ke mulutnya dengan paksa. Kujepit klitorisnya dengan kedua jariku, kutarik dan kuperkeras jepitanku.
"aahh..eeghh..eeghh..sakkiitt..Dii..sakkitt..". Westi terus menggeliat mencoba melepaskan jariku."
"jilat kemudian sedot penis gue, klo nggak gue tarik sampai lepas klitoris loe!!".
Westi ketakukan, dengan terpaksa ia mulai menjilati penisku, kemudian mulai mengulumnya.
"Waaoo .. Westii mengulum penis ku. Wah.. nikmat sekali .."
Aku jejal kan penis ini kemulutnya sampai masuk ke tenggorokannya, hingga ia kehabisan nafas aku tarik penis ku dari mulutnya .Aku lepas CD nya kemudian ku elus-elus pahanya yang putih bersih dengan bulu-bulu halus. Aku angkat paha Westi dan melebarkannya.
Kepala ku menunduk memperhatikan vagina Westi yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Kepala ku bergerak dan mulut ku mulai menjilati vagina Westi yang gemuk dan lipatan daging yang kemerahan itu. Westi terengah-engah merasakan kemaluannya ada yang menjilati. Hanya suara erangan gadis itu saja yang terdengar.
Sementara mulut ku menjilati vagina Westi, tangan ku bergerak ke atas dan memijat-mijat payudara Westi serta mempermainkan puting susu gadis itu.. Westi menggeliat antara sakit, geli dan takut. Kubuka bibir vagina Westi, kemudian kumasukan jari telunjukku ke dalam liang kemaluannya.ku masuk keluarkan dengan cepat. Kukorek-korek lobang vaginanya sampai lubangnya mulai terbuka agak lebar Vagina Westi mulai basah akibat rangsanganku. Tiba-tiba Westi mengangkat pinggulnya dan melemah. Rupanya Gadis itu telah orgasme. Dari vagina Westi keluar cairan kental bening yang lengket .
Ketika melihat bibir vagina gadis itu telah basah, cepat-cepat Aku arahkan kontol ku yang sudah menegang dan mendekatkannya ke liang vagina Westi. Langsung saja kutempelkan kepala penisku di depan lobang vaginanya, kemudian dengan sekuat tenaga ku dorong penisku. Aku masuk kan penis ini ke vaginanya, masih sulit maklum, dia masih perawan jadinya lobang vaginanya masih sangat kecil. Sambil memegangi pinggul gadis itu, Aku menggerakkan pinggul ku, dan " hup..oohh".
Walaupun dengan susah payah akhirnya kontol ku masuk amblas ke dalam lubang kemaluan westi. Westi menjerit kesakitan. Kurasakan kontol ku hangat dan serasa ada yang memijat-mijat. Aku mulai mengerakkan kontol ku maju mundur. Tangan ku memegang pundak gadis itu sedangkan mulut ku menciumi puting susu Westi yang masih mengeluarkan cairan keputihan seperti susu itu.
Westi mendesah-desah, membuat ku semakin bergairah. Aku goyangkan penis ku naik turun. Kutekuk kedua kakinya keatas, sehingga kedua paha westi yang putih mulus itu menyentuh payudaranya. Kupompa vaginanya naik-turun, sampai keluar darah perawannya yang mengalir membasahi bibir vagina dan turun ke anus westi ke belahan pantatnya.
"ohh ohh .. ohh.. aakhh.. aahh" Westi mengerang kesakitan
"Sakitt Di.. aakhh.. aku mohon.. hentikan.. Di.." Westi terus memohon, tapi aku tak peduli. aku terus bor lobang kemaluannya sambil kukulum dan kuhisap mulutnya yang mungil. air liur mengalir membasahi bibir, hidung, pipi, dan sekitar lehernya. kujilat dan kuhisap air liur westi dan kuteguk dengan nikmat.
Dan kuganti permainan ku. Kubalikkan tubuh Westi. Dan memposisikan tubuh telanjang Westi itu seperti Anjing. Dari arah belakang kembali Kuhujamkan kontolku ke liang memek Westi. "hebat West..ooh.. memek loe rapet banget..".Gerakan ku semakin cepat. Kedua tangan ku semakin kasar meremas-remas susu gadis itu.
Westi semakin mengerang-ngerang kesakitan. Tapi Aku tak peduli. Terus saja Aku maju mundurkan pinggulnya dengan cepat.Sambil menepuk-nepuk bongkahan pantatnya yang padat dan kenyal dengan keras. Sehingga bekas tepukan ku mengecap merah membentuk telapak tangan di kulit pantat Westi yang putih mulus itu
"aahhakhh..aahhkk.. pee.. eerrii.. ii.. hh.. Dii.. ii.. aku ngga.. taa.. haann.."
"Wee..ess..tti..ii..loee..emang pantas.. jadi aan.. jii.. i. ng.. oohh.. gila.. enaknya."
"aakkhh.. hh..akhh.. ohh.. ohh.. ouhh" Westi terus merintih kesakitan.
Aku semakin bersemangat. Sampai akhirnya tubuh ku mengejang dan akhirnya pejuku menyembur ke dalam rahim Westi, memenuhi lobang vaginanya.
"Ohh..nikmatt..gue masukin peju gue ke lobang loe..Westt.." .
Setelah diam beberapa saat membiarkan kontol ku tertanam di lubang vagina Westi. Sambil menikmati jepitan vagina Westi yang otot vagina nya berdenyut-denyut. Aku lepaskan kontol ku dan membalikkan tubuh Westi serta mengangkat kepala gadis itu serta memaksa Westi menjilati penis ku yang masih basah oleh sperma dan darah.
Setelah penisku bersih aku tergeletak disamping Westi sambil membelai rambutnya. Wajahnya terlihat pucat merasakan sakit pada selangkangan nya.
Aku bergegas ke kamar mandi.Aku mandi dan setelah itu aku kembali keranjang aku pandangi tubuh westi yang dalam posisi menyamping tergolek lemah tak berdaya sambil kedua tangan memegangi selangkangannya.
Persetubuhan dan hubungan kami berjalan lancar selama dua
tahun tanpa ada yang curiga atau mengetahuinya. Sampai suatu hari,
bulan Oktober 2000 ibuku telah berumur 41 tahun tapi tubuh dan wajahnya
masih tetap fit, dan seksi, walaupun ada sedikit keriput dan lipatan
kecil di wajahnya, namun semua itu malah menjadikan ibuku makin sensual
dan dewasa. Sedangkan aku berumur 20 tahun. Suatu hari aku dan ibuku
mulai merasakan getara-getaran dan keinginan untuk bercinta lagi. Malam
itu pembantu kami pulang ke kampungnya dan adik perempuanku belum
pulang. Aku yang merasa bebas mulai merayu dan menggoda ibuku, dan ibu
pun menanggapi rayuanku dengan sensualitas yang ibu punya. Kami kemudian
telah berpelukan mesra dan berciuman dengan hotnya, sambil berciuman
kami membuka pakaian kami dan tanpa sadar kami telah telanjang. Setelah
melakukan oral seks yang ibuku sangat senangi, aku mulai menusuk lubang
kemaluan ibuku dengan batang kejantananku yang menurut ibu makin nikmat.
Aku terus menggoyang pingulku naik turun dan ibu mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya, setelah beberapa saat ibuku mencapai orgasmenya yang kedua setelah pada oral seks tadi ibu telah orgasme. Saat itu posisiku sedang menindih tubuh ibuku yang kelelahan karena ibuku baru orgasme, aku terus menggoyang pinggulku mengocok batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan ibu, dan mungkin karena staminanya yang mulai berkurang ibuku hanya pasrah, aku mengocok terus dan membiarkan aku menusuk lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku yang besar. Tanpa aku sadari ibuku melirik ke arah pintu kamar dan ternyata di situ telah berdiri asyik perempuan yang sedang memperhatikan kegiatan kami. Aku kaget tapi nafsuku masih mengalahkan rasa kagetku dengan kenikmatan lubang kemaluan ibuku yang masin basah. Ibuku menyuruhku memperlambat tusukanku dan dengan masih pada posisiku menindih tubuhku ibu bilang, "Sayang.. tuh ada Vika kalau dia mau kamu terusin aja sama Vika, Mami mau istirahat dulu," aku masih menggoyang pinggulku namun sekarang dengan perlahan. Ibuku bilang, "Vika sayang, sini kita gabung aja sekalian.." ajak ibuku pada adikku. Aku pun seperti mendapat angin bilang pada asyikku, "Vik.. kalo enggak mau aku habiskan sama Mami aja.." sambil mengerang kenikmatan. Seperti dihipnotis adiku Vika yang baru masuk kuliah berjalan menuju ke arah kami berdua, dan ibu menyuruhku agar aku mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya. Saat aku cabut batang kemaluanku berdenyut karena sedang enak-enaknya dijepit, harus dicabut. Ibuku kemudian menuju Vika yang sudah berada di samping tempat tidur, kemudian menciumnya dan meremas payudara adikku itu, dan sepertinya Vika setuju dan kemudian dia naik ke ranjang dan aku pun mencium bibir Vika. Hangat dan penuh sensasi saat kucium bibir adikku.
Aku mencoba meremas payudaranya yang agak kecil dibanding ibuku tapi terasa payudara Vika lebih kencang dan padat. Aku meminta dia membuka kaos ketatnya, memang Vika adalah gadis masa kini, wajahnya cantik dengan kulit yang halus dan mulus, juga putih dan bersih. Rambutnya hitam sepunggung dan tubuhnya yang tinggi semampai, lebih tinggi dari ibuku dan pinggul yang tidak terlalu besar, tapi mempunyai payudara yang serasi dengan tubuhnya yang seksi. Ukuran bra-nya mungkin 34B karena terlihat saat dia melepaskan kaosnya dan terlihat dadanya yang busung ke depan dan terlihat sangat indah. Vika tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang besar dan berdenyut, aku mengira Vika sudah tidak perawan lagi, karena saat dia mulai menghisap batang kemaluanku dia terlihat tidak kaku dan sangat profesional. Bibir dan mulutnya yang kecil seakan tidak muat untuk melahap batang kemaluanku yang besar, hisapannya kuat dan nikmat walau tidak sekuat dan senikmat hisapan ibuku, Vika terus mengocok dan menghisap batang kemaluanku sementara aku mendesah dan meringis keenakan menikmati sedotan adikku, dan sambil kubelai rambutnya.
Setelah Vika puas, aku kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah ibuku yang hanya memperhatikan kedua anaknya berhubungan seks. Aku membuka bra Vika, dan keluarlah gunung kembar Vika yang putih dan kencang dengan puting yang masih merah segar. Kuremas gemas payudara Vika sambil kuhisap putingnya, adikku hanya melenguh dan mendesah pelan saat kuhisap dan gigit kecil puting susunnya. Aku jadi bingung, dia mau tidak kalau aku setubuhi. Aku yang tadi hampir orgasme di lubang kemaluan ibuku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke lubang kemaluan Vika. Dengan agak kasar kubuka celana panjangnya dan CD-nya sekaligus, Vika menjerit kecil dan ibu mengingatkanku agar tidak kasar pada adikku. Aku melihat pemandangan yang sangat indah tidak kalah indahnya saat aku pertama kali melihat pemandangan indah selangkangan milik ibuku dulu. Lubang kemaluan adikku dipenuhi bulu-bulu halus yang lebat tapi tertata rapi. Aku sudah tidak tahan lagi, kuhisap dan kujilat lubang kemaluan milik adikku itu, Vika mengejang dan bergetar saat kujilat klitorisnya, dia mulai mendesah kenikmatan, dan ternayata Vika lebih cepat orgasme dibanding ibuku. Terlihat saat kujilat dan kuhisap lubang kemaluannya, lubang kemaluannya mengeluarkan cairan kental hangat yang langsung kuhisap habis.
Setelah kuhisap semua cairan lubang kemaluan adikku, aku bangun dan kemudian berlutut tepat di selangkangan Vika, aku mengangkat pinggul Vika sedikit dan dengan agak berjongkok dengan tumpuan di lututku pantat Vika, kusimpan di dadaku hingga lubang kemaluan Vika tepat berada di depan batang kemaluanku yang terus berdenyut. Dengan sedikit seret dan dorongan yang agak keras, kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan adikku yang masih terasa seret dan menggigit, kenikmatan otot lubang kemaluan dan seretnya liang senggama Vika memang lebih nikmat dari lubang kemaluan ibuku, namun aku merasakan sensasi yang lebih dasyat saat aku menyetubuhi ibuku. Ternyata Vika yang saat aku "garap" tubuhnya hanya diam dan mendesah kecil, saat batang kemaluanku penuh mengisi lubang kemaluannya, Vika mulai menggila. Desahannya malah semakin keras dan sensual. Tubuhnya bergoyang seperti penari ular, dan goyangan pinggulnya bergoyang sangat dasyat. Aku yang tadi akan menguasai "permainan" hampir kalah dan dikuasai oleh Vika.
Beberapa saat Vika menguasai permainan kami. Dengan posisi yang sama saat kutusuk batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vika, Vika langsung menguasai permainan, pahanya dijepitkan ke pinggangku, pinggulnya berputar membuat batang kemaluanku yang ada dalam lubang kemaluan Vika seperti dipilin-pilin nikmat. Akh.. gila juga adikku ini. Aku terus memompa pinggulku meladeni putaran pinggul Vika, dan tangannku mulai beroperasi, payudara Vika yang terus bergoyang kuremas dan kumainkan puting susu Vika dengan jariku. Vika mendesah dan terus menjerit kecil saat permainan mulai kukuasai kembali, sambil kukocok batang kemaluanku di lubang kemaluan Vika, tanganku meremas dan memainkan putin Vika. Sementara kuhisap dan ciumi biibir Vika yang sensual, tipis dan merah menantang. Sesekali kuhisap putingnya yang membuat dia merem-melek, dan posisi itu berubah dengan Vika menungging dan aku menusuk dari belakang. Dengan posisi ini aku lebih leluasa meremas payudara Vika yang menggantung, pinggulnya kembali berputar dan maju-mundur mengimbangi kocokan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang makin basah dan nikmat. Kemudian gerakan Vika makin cepat, erangan dan desahan Vika makin kuat dan keras. Vika meraih tanganku dan meletakannya di payudaranya agar aku meremasnya dan dengan goyangan pinggul yang dasyat tubuh Vika mengejang dan bergetar, dan dia memekik tertahan dan kurasakan cairan hangat membanjiri lubang kemaluan Vika dan membasahi batang kemaluanku tanda Vika sedang orgasme, dan tiba-tiba tubuhnya yang tadi liar tergeletak lunglai. Aku melihat mata Vika terpejam saat kucium lehernya, sedangkan goyanganku pun aku perlambat agar Vika merasakan semua kenikmatan yang dia baru rasakan. Kubelai pinggangnya dan pinggulnya, dan dengan sekali gerakan kuputar tubuh Vika sehingga posisi kami kembali berhadapan tanpa aku mencabut batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan Vika. Aku merasakan jepitan yang sangat nikmat saat kuputar tubuh adikku tadi.
Kini kaki Vika kusandarkan di bahuku hingga dia benar-benar mengangkang dan dengan leluasa kuhabiskan sisa-sisa tenagaku untuk menghabisinya di dalam lubang kemaluan adikku, dan tidak lama dalam batang kemaluanku ada desakan dari dalam dan.. "Cret.. cret.. creet.." air maniku tumpah di dalam lubang kemaluan Vika, saat itu aku mendesah dan mengerang keenakan. Lalu kurebahkan tubuhku di atas tubuh Vika dan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu kucium lembut dan mesra bibir Vika dan Vika pun membalas ciumanku dan kami berciuman dengan mesra. Keringat kami membasahi tempat tidur dan kemudian ada suara, "Aduh ini anak Mami, keasyikan main sampai Mami dilupain gini.." sahut mami menggoda kami berdua yang memang dari tadi lupa kalau di sebelah kami berdua ada mami yang masih telanjang dan menonton aksi kami kakak-adik bertempur. Aku langsung mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluan Vika yang basah kuyub, dan kemudian ibu mengulum batang kemaluanku membersihkan cairan maniku dan cairan lubang kemaluan Vika. Aku dan Vika tersenyum pada mami, dan kami kemudian berbaring di satu ranjang, dengan aku di tengah mereka. "Vik.. ternyata kamu kuda liar juga, padahal waktu gue garap body lo, lo diem aja.." godaku pada adikku, Vika hanya tersenyum dan bilang, "Mam.. makasih udah ngajak Vika gabung, kalo enggak rugi Vika enggak tau kalau Kak Bobi dasyat banget.." Kami bertiga pun tertawa, lalu ibuku bilang, "Bob, kalau Mami capek atau kalau ada Papi, kamu tidur sama Vika saja, asal jangan ribut banget saja kayak tadi.." Aku cuma senyum kecil sambil kucium adikku. "Dan kalo enggak ada Papi kita tidur bertiga aja.." ajak Vika. Aku sangat setuju dengan ajakan Vika.
Kami bertiga tidur seranjang hingga pagi, dan pagi hari kami main lagi bertiga di dapur, dan mulai saat itu kami terus melakukannya sampai sekarang, dimana kami mau dan kapan kami mau kami pasti melakukannya, dengan motto kapan saja, dimana saja kami bermain. Sekitar dua bulan setelah aku main pertama kali dengan Vika, dan saat kami bersetubuh, Vika bilang kalau dia lagi hamil dua bulan, dan dia bilang dia hamil sama aku, soalnya dulu waktu pertama kali berhubungan dia itu lupa bilang kalau dia biasa main sama cowoknya, cowoknya harus pakai kondom, sedangkan dulu aku "muncratin" maniku di dalam lubang kemaluan Vika. Jadi, pertama aku hamili ibuku yang digugurkan, sekarang aku hamili adikku dan dia bilang mau digugurkan dan aku setuju sekali, soalnya aku tidak mau punya anak dari adikku dan Vika tidak mau punya anak dari aku, kakaknya. Gila!
TAMAT
Aku terus menggoyang pingulku naik turun dan ibu mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya, setelah beberapa saat ibuku mencapai orgasmenya yang kedua setelah pada oral seks tadi ibu telah orgasme. Saat itu posisiku sedang menindih tubuh ibuku yang kelelahan karena ibuku baru orgasme, aku terus menggoyang pinggulku mengocok batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan ibu, dan mungkin karena staminanya yang mulai berkurang ibuku hanya pasrah, aku mengocok terus dan membiarkan aku menusuk lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku yang besar. Tanpa aku sadari ibuku melirik ke arah pintu kamar dan ternyata di situ telah berdiri asyik perempuan yang sedang memperhatikan kegiatan kami. Aku kaget tapi nafsuku masih mengalahkan rasa kagetku dengan kenikmatan lubang kemaluan ibuku yang masin basah. Ibuku menyuruhku memperlambat tusukanku dan dengan masih pada posisiku menindih tubuhku ibu bilang, "Sayang.. tuh ada Vika kalau dia mau kamu terusin aja sama Vika, Mami mau istirahat dulu," aku masih menggoyang pinggulku namun sekarang dengan perlahan. Ibuku bilang, "Vika sayang, sini kita gabung aja sekalian.." ajak ibuku pada adikku. Aku pun seperti mendapat angin bilang pada asyikku, "Vik.. kalo enggak mau aku habiskan sama Mami aja.." sambil mengerang kenikmatan. Seperti dihipnotis adiku Vika yang baru masuk kuliah berjalan menuju ke arah kami berdua, dan ibu menyuruhku agar aku mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya. Saat aku cabut batang kemaluanku berdenyut karena sedang enak-enaknya dijepit, harus dicabut. Ibuku kemudian menuju Vika yang sudah berada di samping tempat tidur, kemudian menciumnya dan meremas payudara adikku itu, dan sepertinya Vika setuju dan kemudian dia naik ke ranjang dan aku pun mencium bibir Vika. Hangat dan penuh sensasi saat kucium bibir adikku.
Aku mencoba meremas payudaranya yang agak kecil dibanding ibuku tapi terasa payudara Vika lebih kencang dan padat. Aku meminta dia membuka kaos ketatnya, memang Vika adalah gadis masa kini, wajahnya cantik dengan kulit yang halus dan mulus, juga putih dan bersih. Rambutnya hitam sepunggung dan tubuhnya yang tinggi semampai, lebih tinggi dari ibuku dan pinggul yang tidak terlalu besar, tapi mempunyai payudara yang serasi dengan tubuhnya yang seksi. Ukuran bra-nya mungkin 34B karena terlihat saat dia melepaskan kaosnya dan terlihat dadanya yang busung ke depan dan terlihat sangat indah. Vika tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang besar dan berdenyut, aku mengira Vika sudah tidak perawan lagi, karena saat dia mulai menghisap batang kemaluanku dia terlihat tidak kaku dan sangat profesional. Bibir dan mulutnya yang kecil seakan tidak muat untuk melahap batang kemaluanku yang besar, hisapannya kuat dan nikmat walau tidak sekuat dan senikmat hisapan ibuku, Vika terus mengocok dan menghisap batang kemaluanku sementara aku mendesah dan meringis keenakan menikmati sedotan adikku, dan sambil kubelai rambutnya.
Setelah Vika puas, aku kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah ibuku yang hanya memperhatikan kedua anaknya berhubungan seks. Aku membuka bra Vika, dan keluarlah gunung kembar Vika yang putih dan kencang dengan puting yang masih merah segar. Kuremas gemas payudara Vika sambil kuhisap putingnya, adikku hanya melenguh dan mendesah pelan saat kuhisap dan gigit kecil puting susunnya. Aku jadi bingung, dia mau tidak kalau aku setubuhi. Aku yang tadi hampir orgasme di lubang kemaluan ibuku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke lubang kemaluan Vika. Dengan agak kasar kubuka celana panjangnya dan CD-nya sekaligus, Vika menjerit kecil dan ibu mengingatkanku agar tidak kasar pada adikku. Aku melihat pemandangan yang sangat indah tidak kalah indahnya saat aku pertama kali melihat pemandangan indah selangkangan milik ibuku dulu. Lubang kemaluan adikku dipenuhi bulu-bulu halus yang lebat tapi tertata rapi. Aku sudah tidak tahan lagi, kuhisap dan kujilat lubang kemaluan milik adikku itu, Vika mengejang dan bergetar saat kujilat klitorisnya, dia mulai mendesah kenikmatan, dan ternayata Vika lebih cepat orgasme dibanding ibuku. Terlihat saat kujilat dan kuhisap lubang kemaluannya, lubang kemaluannya mengeluarkan cairan kental hangat yang langsung kuhisap habis.
Setelah kuhisap semua cairan lubang kemaluan adikku, aku bangun dan kemudian berlutut tepat di selangkangan Vika, aku mengangkat pinggul Vika sedikit dan dengan agak berjongkok dengan tumpuan di lututku pantat Vika, kusimpan di dadaku hingga lubang kemaluan Vika tepat berada di depan batang kemaluanku yang terus berdenyut. Dengan sedikit seret dan dorongan yang agak keras, kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan adikku yang masih terasa seret dan menggigit, kenikmatan otot lubang kemaluan dan seretnya liang senggama Vika memang lebih nikmat dari lubang kemaluan ibuku, namun aku merasakan sensasi yang lebih dasyat saat aku menyetubuhi ibuku. Ternyata Vika yang saat aku "garap" tubuhnya hanya diam dan mendesah kecil, saat batang kemaluanku penuh mengisi lubang kemaluannya, Vika mulai menggila. Desahannya malah semakin keras dan sensual. Tubuhnya bergoyang seperti penari ular, dan goyangan pinggulnya bergoyang sangat dasyat. Aku yang tadi akan menguasai "permainan" hampir kalah dan dikuasai oleh Vika.
Beberapa saat Vika menguasai permainan kami. Dengan posisi yang sama saat kutusuk batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vika, Vika langsung menguasai permainan, pahanya dijepitkan ke pinggangku, pinggulnya berputar membuat batang kemaluanku yang ada dalam lubang kemaluan Vika seperti dipilin-pilin nikmat. Akh.. gila juga adikku ini. Aku terus memompa pinggulku meladeni putaran pinggul Vika, dan tangannku mulai beroperasi, payudara Vika yang terus bergoyang kuremas dan kumainkan puting susu Vika dengan jariku. Vika mendesah dan terus menjerit kecil saat permainan mulai kukuasai kembali, sambil kukocok batang kemaluanku di lubang kemaluan Vika, tanganku meremas dan memainkan putin Vika. Sementara kuhisap dan ciumi biibir Vika yang sensual, tipis dan merah menantang. Sesekali kuhisap putingnya yang membuat dia merem-melek, dan posisi itu berubah dengan Vika menungging dan aku menusuk dari belakang. Dengan posisi ini aku lebih leluasa meremas payudara Vika yang menggantung, pinggulnya kembali berputar dan maju-mundur mengimbangi kocokan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang makin basah dan nikmat. Kemudian gerakan Vika makin cepat, erangan dan desahan Vika makin kuat dan keras. Vika meraih tanganku dan meletakannya di payudaranya agar aku meremasnya dan dengan goyangan pinggul yang dasyat tubuh Vika mengejang dan bergetar, dan dia memekik tertahan dan kurasakan cairan hangat membanjiri lubang kemaluan Vika dan membasahi batang kemaluanku tanda Vika sedang orgasme, dan tiba-tiba tubuhnya yang tadi liar tergeletak lunglai. Aku melihat mata Vika terpejam saat kucium lehernya, sedangkan goyanganku pun aku perlambat agar Vika merasakan semua kenikmatan yang dia baru rasakan. Kubelai pinggangnya dan pinggulnya, dan dengan sekali gerakan kuputar tubuh Vika sehingga posisi kami kembali berhadapan tanpa aku mencabut batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan Vika. Aku merasakan jepitan yang sangat nikmat saat kuputar tubuh adikku tadi.
Kini kaki Vika kusandarkan di bahuku hingga dia benar-benar mengangkang dan dengan leluasa kuhabiskan sisa-sisa tenagaku untuk menghabisinya di dalam lubang kemaluan adikku, dan tidak lama dalam batang kemaluanku ada desakan dari dalam dan.. "Cret.. cret.. creet.." air maniku tumpah di dalam lubang kemaluan Vika, saat itu aku mendesah dan mengerang keenakan. Lalu kurebahkan tubuhku di atas tubuh Vika dan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu kucium lembut dan mesra bibir Vika dan Vika pun membalas ciumanku dan kami berciuman dengan mesra. Keringat kami membasahi tempat tidur dan kemudian ada suara, "Aduh ini anak Mami, keasyikan main sampai Mami dilupain gini.." sahut mami menggoda kami berdua yang memang dari tadi lupa kalau di sebelah kami berdua ada mami yang masih telanjang dan menonton aksi kami kakak-adik bertempur. Aku langsung mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluan Vika yang basah kuyub, dan kemudian ibu mengulum batang kemaluanku membersihkan cairan maniku dan cairan lubang kemaluan Vika. Aku dan Vika tersenyum pada mami, dan kami kemudian berbaring di satu ranjang, dengan aku di tengah mereka. "Vik.. ternyata kamu kuda liar juga, padahal waktu gue garap body lo, lo diem aja.." godaku pada adikku, Vika hanya tersenyum dan bilang, "Mam.. makasih udah ngajak Vika gabung, kalo enggak rugi Vika enggak tau kalau Kak Bobi dasyat banget.." Kami bertiga pun tertawa, lalu ibuku bilang, "Bob, kalau Mami capek atau kalau ada Papi, kamu tidur sama Vika saja, asal jangan ribut banget saja kayak tadi.." Aku cuma senyum kecil sambil kucium adikku. "Dan kalo enggak ada Papi kita tidur bertiga aja.." ajak Vika. Aku sangat setuju dengan ajakan Vika.
Kami bertiga tidur seranjang hingga pagi, dan pagi hari kami main lagi bertiga di dapur, dan mulai saat itu kami terus melakukannya sampai sekarang, dimana kami mau dan kapan kami mau kami pasti melakukannya, dengan motto kapan saja, dimana saja kami bermain. Sekitar dua bulan setelah aku main pertama kali dengan Vika, dan saat kami bersetubuh, Vika bilang kalau dia lagi hamil dua bulan, dan dia bilang dia hamil sama aku, soalnya dulu waktu pertama kali berhubungan dia itu lupa bilang kalau dia biasa main sama cowoknya, cowoknya harus pakai kondom, sedangkan dulu aku "muncratin" maniku di dalam lubang kemaluan Vika. Jadi, pertama aku hamili ibuku yang digugurkan, sekarang aku hamili adikku dan dia bilang mau digugurkan dan aku setuju sekali, soalnya aku tidak mau punya anak dari adikku dan Vika tidak mau punya anak dari aku, kakaknya. Gila!
TAMAT
Langganan:
Komentar (Atom)
